Mohon tunggu...
Ridwan Ali
Ridwan Ali Mohon Tunggu... Freelancer - Me Myself and I

Baiklah, kita mulai. Ceritanya, lanjutannya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Her Name is Claudia

13 Juli 2020   14:57 Diperbarui: 13 Juli 2020   15:11 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: Pixabay.com


Usianya baru akan menuju mendewasa, masih muda yang bercahaya. Seorang dara yang terlahir di salah satu pulau yang tertera dalam peta. Tentu saja, seorang dara cantik jelita! "Ya iya dong, namanya juga wanita... tentunya cantik, hehehehe."

Menimba ilmu di salah satu kota besar, atas titah orang tua. Sebab orang tua punya mimpi, sang putri menekuni profesi sebagai seorang perawat. Alasan kuat orang tua, "Agar sang putri berani yang berkenan menjadi seorang wanita hebat yang kelak akan mampu terbiasa merawat, sebagai salah satu wujud dari mampu memberikan manfaat, bagi siapapun yang merasa membutuhkan perawatan."

Berdomisili di sebuah kota besar, bukanlah bagian dari cita-cita, hanya sementara saja. Sebab di kampung halaman, terasa lebih nikmat menjalani hari-hari yang biasa-biasa saja. Merasakan suasana yang terasa lalu tercipta lebih tenang juga tentram dan nyaman, adalah keadaan yang tentunya kebutuhan.

Satu tahun lagi waktu yang dibutuhkan untuk meraih gelar kelulusan di dunia pendidikan keperawatan. Upaya nyata tentu saja dilakukan, demi cita yang semoga akan segera terwujud nyata. Pun demi mewujudkan keinginan, harapan, juga doa dari kedua orang tua.

"Claudia nama sang dara, seorang calon perawat dengan daya pikat yang sanggup membuatku secara bertahap mendekat."

Satu bentuk nikmat, dia berkenan singgah berlabuh. Meski secara usia terpaut agak lumayan jauh, namun itu tak jadi soal yang berpengaruh secara menyeluruh.

"Syukur, kami berdua panjatkan. Kisah kasih yang sedang kami jajaki, irit gaduh yang sebab kami memang tak suka berteman dengan yang namanya kisruh."

Ya... memang Claudia nama yang tertera. Bukan hanya sekadar nama, sebab raga yang menyertainya... tentu saja bisa kudekap erat di satu saat yang tepat.

Kisah kasih yang tentu saja ada warna-warninya untuk kami berdua. Hampir dua tahun perjalanan kisah kami ini, dengan dihiasi beberapa sudut pandang yang terkadang kami diskusikan berdua, sebagai bahan perbandingan juga bahan pertimbangan.

"Kami sadar, perbedaan adalah hal wajar yang harus kami sikapi tanpa label emosi. Sebab perbedaan, adalah salah satu wajah ujian di setiap kisah perjalanan setiap insan, yang diantaranya adalah kami berdua yang tentu saja terdapat banyak beda yang melekat."

Ada yang terkadang membuat ini semua terasa tidaklah mudah. Sebab kisah kasih yang kami miliki, yang tentu sedang kami berdua jalani, tak hanya sebatas tentang kami berdua. Karena masing-masing dari kami tentunya punya dan milik orang tua masing-masing dari kami. "Terutama untuk dia sang dara muda."

Klise sih, tapi itulah yang terjadi. "Bukankah yang namanya kadar ujian kehidupan, pasti disesuaikan kapasitas mentalitas kami berdua sebagai manusia biasa? Pun tentunya, setiap kisah sepasang kekasih, punya tantangan dan rintangan yang memang adalah bagian dari alur perjalanan mengarungi ragam rupa keadaan." Itu menurutku, sesuai kadar yang aku tau dari apa yang sedang atau pernah aku alami sendiri.

Yang jelas, aku dan dia akan tetap berupaya. Berhasil atau tidaknya, bagian terpentingnya adalah berupaya yang tidak hanya untuk semata-mata yang buktinya adalah hanya pura-pura dewasa.

Intinya... kami berdua akan seja mencoba, memahami perbedaan yang agar kami berdua tetap nyaman menjalani dan menikmati keadaan, sesuai yang tidak akan berujung terkesan memaksakan kehendak yang belum tentu bernilai bijak.

Satu yang pasti, her name is Claudia... seorang dara yang kini berusaha percaya dan setia menemaniku, menjalani hari-hari yang untuk kami berdua adalah cita rasa cinta dua yang berbeda.


Ridwan Ali 13072020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun