Mohon tunggu...
Ridwan Ali
Ridwan Ali Mohon Tunggu... Freelancer - Me Myself and I

Baiklah, kita mulai. Ceritanya, lanjutannya.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Mereka Jadi Saksi Rindu Kita

4 Juli 2020   00:53 Diperbarui: 4 Juli 2020   00:56 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pikirku bertanya, "Sedang apa dirimu di malam hening yang nampak begitu bening?" Indahnya tampilan langit malam ini, membuatku tetap saja memburu rindu akan dirimu.

Hatiku merasa, bahwa rasa masing-masing dari kita sedang bertegur sapa. "Senyummu meraba, tawamu memeluk hangat yang tentunya erat."

Riak-riak masa yang sudah kita rasakan berdua, seketika menebar pesona... tentang saat yang dimana kita berdua merasakan beberapa buah untaian cerita tentang banyak suka yang cukup sedikit duka, yang kita nikmati tanpa rupa tanda tanya, yang kita terima dan berupaya mengolah yang menoleh hikmahnya.

Jika sekiranya memang terasa, bukan hanya langit saja... bintang jauh juga bintang yang nampak begitu dekat, malam ini berkedip yang mengintip. "Intip rinduku akan dirimu yang kini meliputi ruang kalbuku."

Rinduku, rindumu yang tentu adalah rindu kita. Harapku, harapmu, yang adalah harap kita. Doaku juga doamu yang terbukti adalah doa kita berdua yang satu rasa.

Cukup sekali lagi... yang adalah malam ini saja aku merindumu yang rasanya begitu terlalu. Sebab esok, rindu kita akan bersalin rupa menjadi yang tak hanya sebatas luapan rindu saja. Esok... aku akan mengunjungimu, setelah sekian lama kita hanya bisa masing-masing saja sesuai janji kita.

Langit yang begitu luas, akan temani kita malam ini. Bintang yang bertaburan, akan menjaga rindu kita... hingga esok akan tiba, menemani kita bersua yang rasanya adalah cita rasa cinta yang terwujud nyata.

Tentu yang adalah benar adanya, terkadang kita terpisah untuk sementara. Berjumpa yang hanya sekali waktu saja, juga bertahan dalam upaya menjaga ikatan rasa kita berdua yang bukan hanya seyogyanya.

Syukurlah... sia-sia menjauhi kita. Hari esok akan menjadi titik awal dari bahagia yang ternyata kita punya. Hari esok adalah cita kita berdua yang pada akhirnya akan bisa kita rasa yang tentu saja bukan hanya rasa-rasanya saja.

Ridwan Ali 04072020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun