Mohon tunggu...
Ridwan Ali
Ridwan Ali Mohon Tunggu... Freelancer - Me Myself and I

Baiklah, kita mulai. Ceritanya, lanjutannya.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Bukan Anakku

7 Juni 2020   16:06 Diperbarui: 7 Juni 2020   15:57 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Bukan anakku... tapi entah kenapa ada yang mau tidak mau harus kuakui bahwa aku menyayanginya. Ada perasaan yang merasa ada hubungan yang cukup kuat antara aku dengannya. 

Ketulusan yang aku rasakan adalah benar adanya, meski anak itu jelas-jelas masih punya orang tua juga sanak saudara, yang tentu saja sangat menyayanginya.

Menjadi warna lain yang membuatku bersemangat menjalani juga menikmati hari-hari dimana aku seja berusaha mencukupi kebutuhan sandang pangan papan keluargaku sendiri, yang tentu saja adalah kewajiban aku sebagai seorang pria.

Ini semua adalah karunia, yang menurutku agar sudut pandangku tidak sempit seperti waktu dulu. Yang hanya memikirkan kekurangan dan keterbatasan yang terkadang membuatku merasa bahwa hidup ini tidak adil.

Aku bersyukur, kini terbentang harapan juga semangat baru, yang bisa aku isi dengan kegiatan-kegiatan juga rutinitas yang bisa membuatku bangkit berdiri dari keterpurukan di waktu itu yang kini telah berlalu.

Bukan anakku, tapi tetap saja aku akan menyayanginya dengan cara yang aku mampu. Dengan cara yang tidak akan membuat keluarga juga saudaranya jadi membenciku.

Skenario dari langit yang membuatku bisa bangkit. Rasa sakit yang dulu sempat menghimpit, kini telah berganti dengan semangat yang berlipat yang untuk aku adalah sangat bermanfaat.

Bukan anakku, namun berkat kehadiranmu... Tuhan berkenan memberikan jalan yang bisa menjadikan aku mempunyai tujuan yang akan aku jalani dengan niatan tidak untuk terputus di tengah jalan, hingga aku bisa meraih kemenangan yang tentu saja akan bisa meluaskan lembaran-lembaran keberkahan hidup yang adalah untuk kita, untuk keluarga masing-masing dari kita, dan juga untuk orang lain yang mungkin saja akan membutuhkan uluran tangan kita.

Apapun itu... ketika berlandaskan sisi manusiawi yang semestinya akan bisa jadi bukti saling tolong menolong dalam urusan kemanusiaan, itu semua adalah kebutuhan yang harus dijalankan atas dasar iman/keyakinan yang tertanam dalam diri seorang insan manusia.

Bukan anakku... yang mampu membuatku tersenyum lega, berikhtiar meraih apapun yang menjadi harapan juga cita-cita yang akan aku upayakan sekuat tenaga tanpa label sia-sia yang tentu saja tidak boleh tertera.

Ridwan Ali 07062020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun