Mohon tunggu...
Ridwan Ali
Ridwan Ali Mohon Tunggu... Freelancer - Me Myself and I

Baiklah, kita mulai. Ceritanya, lanjutannya.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Rindu Masjidku

30 April 2020   11:40 Diperbarui: 30 April 2020   11:51 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: Dokumen pribadi Ridwan Ali


Setiap insan memang mempunyai sejarah juga kenangannya masing-masing dalam banyak hal. Kenangan indah yang seru juga mengharukan, ataupun kenangan kurang indah yang ketika dikenang, justru bisa menghadirkan senyuman kelegaan.

Salah satu kenangan berkesan yang akan lekang di ingatan bagi saya sebagai salah satu makhluk Tuhan, adalah tempat yang biasa saya datangi sebagai sarana beribadah, baik itu ketika dilakukan sendirian ataupun berjamaah.

Untuk saya sebagai pribadi, saya berpikir bahwa ibadah itu adalah kebutuhan yang semestinya disegerakan dan tentunya jangan ditinggalkan. "Sebab diri sebagai pribadi butuh perbekalan amal yang tidak hanya sekedar cukup atau seadanya, karena semestinya amal itu melimpah ruah di satu wadah kebersihan yang bernilai kebenaran, yang didasari ketulusan keikhlasan hati seorang insan yang butuh keselamatan, keberkahan...baik itu secara lahiriah pun bathiniah. Aamiin..."

Ya, namanya masjid...salah satu sarana bagi seorang muslim untuk menunaikan kebaikan untuk diri sebagai pribadi khususnya. Masjid juga bisa menjadi sarana untuk bersosialisasi berteman silaturahmi yang fungsinya edukasi, motivasi, inspirasi, meredam hal-hal yang tidak terpuji, dan lain sebagainya yang sebaiknya tak ada setitikpun unsur emosi yang tak ada nilai gizi bagi kebutuhan nutrisi hati.

Sayang, yang tentunya alangkah disayangkan...berkat pandemi yang kini sedang terjadi, untuk sementara waktu, masjid harus dikosongkan tanpa amalan peribadatan yang seperti biasanya. Setiap insan, kini berupaya melakukan upaya kebaikan cukup di rumah saja...sebagai bentuk hati-hati dan mengantisipasi pandemi.

Suasana bulan penuh keberkahan yang bernama ramadan tahun 2020 ini, menjadi satu bulan yang lebih hening, tak seperti biasa di tahun-tahun yang bukan tahun ini. Sepi yang terkini, semoga menjadi hikmah tersendiri, dimana proses mengkaji dan membenahi kualitas amal diri sebagai pribadi, cukup ditunaikan di rumah sendiri, namun tetap berkualitas mumpuni.

Kisahuntukramadan tahun ini memang nyata berbeda. Kenangan-kenangan penuh kesan selama menikmati proses berdekatan dengan Yang Maha ada di masjid yang tercinta, kini ditiadakan dulu. "Semoga ada jalan terang, agar pandemi terbang lalu menghilang ke awang-awang."

Bandung, 30 April 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun