Mohon tunggu...
Awathifur Rochimah
Awathifur Rochimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Menyukai hal kepenulisan

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Mencari Harapan di Tengah Gelombang Pengangguran yang Tak Kunjung Surut

17 Desember 2024   13:33 Diperbarui: 17 Desember 2024   13:33 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pengangguran merupakan salah satu masalah utama yang terus memberikan dampak yang tak kunjung usai bagi perekonomian Indonesia. Meskipun pemerintah telah memberikan banyak program, pengangguran di negara ini masih berada pada tingkat yang mengkhawatirkan. Hal ini tidak hanya mempengaruhi kondisi ekonomi, tetapi juga mengganggu tatanan sosial masyarakat dan membagi masyarakat menjadi dua kutub, yaitu kaya dan miskin.

Pengangguran di Indonesia tidak hanya berkaitan dengan jumlah orang yang tidak memiliki pekerjaan tetap, namun juga berkaitan dengan aspek-aspek sosial lainnya. Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), pada Agustus 2024, pengangguran terbuka di Indonesia tumbuh menjadi sekitar 4,91% meningkat dari Februari 2024. Dengan demikian, sekitar 7,47 juta orang Indonesia masih aktif mencari pekerjaan di pasar tenaga kerja domestik.

Pengangguran dapat mengurangi daya beli masyarakat, tetapi dampak dari pengangguran tidak hanya itu. Secara keseluruhan, pengangguran menyebabkan meningkatnya tingkat kejahatan, karena kesempatan kerja yang sangat sedikit, seihngga akan memaksa banyak orang untuk bertahan hidup dengan pekerjaan yang lebih rendah yang ditandai dengan kurangnya perlindungan atau jaminan sosial. Hal ini merupakan tantangan besar bagi Indonesia mengingat cita-cita negara ini untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab utama terhadap tingginya tingkat pengangguran di Indonesia. Salah satu penyebab utamanya adalah terbatasnya ketersediaan lapangan pekerjaan. Sektor-sektor utama yang umumnya mempekerjakan banyak orang, seperti manufaktur dan pertanian, tidak mengalami ekspansi yang signifikan dalam beberapa waktu terakhir. Bahkan, kemampuan industri yang selama ini menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia, seperti pertanian, untuk menyerap tenaga kerja telah menurun.

Ada juga ketidaksesuaian antara kompetensi tenaga kerja dan kebutuhan pasar. Seringkali, lulusan perguruan tinggi menganggur karena keterampilan mereka tidak sesuai dengan industri yang berkembang pesat, terutama di bidang teknologi dan digital. Selain itu, pendidikan yang tidak menekankan pada keterampilan praktis juga berkontribusi banyak terhadap mengapa banyak profesional muda tidak dapat menemukan pekerjaan yang sesuai.

Sebaliknya, meskipun sangat padat karya, sektor informal sering kali tidak memiliki jaminan sosial dan kesejahteraan yang memadai, sehingga menyebabkan perjuangan lebih lanjut bagi mereka yang terpaksa bertahan di bawah tekanan ekonomi yang parah.

Pandemi COVID-19 juga telah memperburuk tingkat pengangguran di Indonesia. Sektor-sektor padat karya, seperti pariwisata, transportasi, maupun ritel mengalami jatuh besar-besaran. Banyak yang kehilangan mata pencaharian dalam sekejap mata, dan banyak pula yang harus merelakan karyawan dari bisnis yang sudah ada jauh sebelumnya. Hal ini menambah masalah pengangguran yang sudah ada di tingkat negara bahkan sebelum pandemi COVID-19 mulai menyebar.

Selain itu, dampak dari ketidakpastian ekonomi global dan perselisihan perdagangan antara negara-negara besar telah memperburuk keadaan. Banyak perusahaan besar yang kemudian memutuskan untuk menunda atau berhenti berinvestasi di Indonesia, sehingga mengurangi kesempatan kerja.

Pemerintah Indonesia telah meluncurkan berbagai program untuk mengurangi pengangguran: pemerintah memberikan pelatihan untuk meningkatkan keahlian dan memberikan insentif kepada perusahaan-perusahaan yang menciptakan lapangan kerja. Program-program pelatihan kerja yang diselenggarakan oleh kementerian-kementerian terkait diharapkan dapat meningkatkan standar tenaga kerja Indonesia, tetapi program-program tersebut umumnya tidak dapat diakses oleh semua anggota masyarakat, khususnya di daerah pedesaan.

Melakukan pengembangan sektor UMKM merupakan salah satu solusi yang diandalkan pemerintah untuk penyerapan tenaga kerja. Sebagian besar pelaku UMKM telah berhasil menciptakan lapangan pekerjaan bagi diri mereka sendiri dan orang lain. Namun, sektor ini masih membutuhkan dukungan dalam bentuk pelatihan manajemen usaha, akses permodalan, dan pemasaran agar dapat berkembang lebih optimal.

Sayangnya, kebijakan-kebijakan tersebut seringkali tidak mencakup semua aspek dari masalah pengangguran. Banyak kebijakan yang ada lebih berfokus pada sektor tertentu, sementara sektor lain yang juga berpotensi menyerap tenaga kerja, seperti sektor teknologi yang masih terabaikan.

Teknologi dan digitalisasi dapat membawa angin segar bagi penciptaan lapangan kerja baru. Seperti E-commerce dan aplikasi berbasis teknologi berkembang sangat pesat, menawarkan lapangan pekerjaan yang belum pernah ada sebelumnya. Generasi muda yang melek teknologi memiliki peluang besar untuk masuk ke dalam pasar kerja ini, namun hal itu juga membutuhkan keterampilan digital yang memadai.

Dengan pelatihan keterampilan digital, tenaga kerja akan lebih mampu beradaptasi dengan pasar kerja yang dinamis dan terus berubah. Pendidikan dan pelatihan dapat mengalihkan fokus ke arah pengembangan keterampilan digital sehingga angkatan kerja yang lulus lebih siap menghadapi dunia kerja yang semakin berbasis teknologi.

UMKM juga memiliki peran dalam mengurangi pengangguran yang sangat penting. Karena, UMKM menciptakan lapangan kerja dan menggerakkan ekonomi lokal. Dalam hal ini, pemerintah perlu memberikan lebih banyak insentif dan fasilitas bagi para pelaku UMKM, seperti kemudahan akses permodalan, pelatihan kewirausahaan, dan membuka akses pasar yang lebih luas.

Selain itu, wirausaha adalah salah satu pilihan yang tersedia bagi orang-orang yang tidak bisa mendapatkan pekerjaan tetap. Jika diberikan modal dan pelatihan yang memadai, wirausaha menjadi salah satu solusi yang tidak hanya mengurangi pengangguran, tetapi juga membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain.

Namun, pengangguran di Indonesia juga tidak dapat diselesaikan secara sepihak. Diperlukan sinergi antara pemerintah, sektor swasta, institusi pendidikan, dan masyarakat untuk menciptakan ekosistem yang mendukung pengembangan lapangan kerja. Institusi pendidikan harus lebih responsif terhadap kebutuhan pasar dengan mengembangkan kurikulum yang relevan dan memberikan pengalaman praktis bagi para siswa. Sementara itu, sektor swasta harus secara aktif berkolaborasi dengan pemerintah untuk membuka lebih banyak kesempatan kerja.

Selain itu, iklim investasi harus mendukung. Regulasi yang lebih baik dan insentif yang menarik dapat menarik lebih banyak investasi asing di Indonesia yang dapat menciptakan lapangan kerja baru. Tidak hanya itu, stabilitas politik dan keamanan juga merupakan salah satu faktor penting yang menentukan minat investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia.

Di tingkat daerah, pemerintah daerah juga memiliki pengaruh yang besar dalam mengembangkan daerah. Karena pemerintah daerah yang paling mengetahui potensi dan kebutuhan daerahnya, program-program yang lebih spesifik untuk penciptaan lapangan kerja dapat dirancang dengan tepat. Daerah dengan potensi pariwisata yang besar dapat menciptakan sektor ini sebagai lapangan kerja, dengan melibatkan penduduk asli sebagai pemain utama di dalamnya.

Terlepas dari masalah pengangguran yang tak kunjung usai, sejatinya harapan berkurangnya pengangguran masih ada untuk masa depan. Dengan bekerja sama, kita dapat mengidentifikasi cara-cara terbaik untuk menyediakan lapangan kerja jangka panjang bagi seluruh rakyat Indonesia. Pendidikan dan pengembangan keterampilan untuk memenuhi tuntutan industri juga menjadi sangat penting. Serta, sektor-sektor baru yang berpotensi membuka lapangan kerja baru, seperti ekonomi digital, energi terbarukan, dan ekonomi kreatif.  Melalui kemitraan, pemerintah, swasta, dan masyarakat dapat memberikan solusi yang lebih tepat untuk mengatasi pengangguran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun