akhlak yang tertanam di dirinya adalah nilai-nilai Qur'ani. Ia mampu mengubah dunia dari "lembah kegelapan" kepada "dataran yang berkecerdasan" yang HAM dan keadilan serta pemilikan rasa tanggung jawab dan kejujuran terbangun di setiap diri masyarakatnya.
Reformasi bangsa ini telah kebablasan, kata sebagian orang. Ya, akan jadi bablas dan lepas kontrol, jika tidak disertai dengan alat kendali. Lalu, apa ukuran bagi berhasil atau tidaknya perjalanan reformasi itu? Tentu bukan bertumpu pada sekadar segi pandang ekonomi, politik, hu-kum, keamanan, dan segala macam nomenklatur pertumbuhan yang terukur dengan nilai-nilai materia belaka; karena semuanya itu akan amat mudah goyah dan rapuh meski dijalankan dengan unsur paksaan yang dapat dipandang pantas dalam konteks pendukungannya.
Tetapi, kalau akhlakul karimah itu dapat ter-bangun dengan baik, tentulah reformasi akan berjalan dengan amat cantiknya. Ini tugas berat kita semua. Adakah kita mampu membangun kembali hati nurani? Jawabnya: harus mampu. Sebab jangan lupa, kita mempunyai tanggung jawab moral terhadap baik dan eloknya generasi bangsa di masa yang akan datang. Ini perlu dicamkan. Kalau akhlakul karimah itu dapat ter-bangun dengan baik, tentulah reformasi akan berjalan dengan amat cantiknya. Ini tugas berat kita semua. Adakah kita mampu membangun kembali hati nurani?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H