Mohon tunggu...
awan siswoyo
awan siswoyo Mohon Tunggu... -

saya hanyalah manusia biasa yang sedang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Air Mata Krishna

27 November 2014   00:04 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:45 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kemalangan. apakah ia memang benar-benar bisa dihindari.

bahkan para saleh, nabi, avatar seperti krishna, juga mengalami kemalangan yang begitu memilukan.

kita masih ingat dengan Ibrahim. Pria yang sangat saleh itu harus rela meninggalkan istri dan anaknya di sebuah lembah yang begitu tandus tanpa perbekalan makanan. hingga setelah beberapa tahun ia pun baru dapat mengunjungi istri dan anaknya itu. dan alangkah terkejutnya ia mendapati lembah tandus telah berubah menjadi kota yang ramai.

pun ketika kerinduannya belum terpuaskan lagi, Tuhan langsung menyuruhnya untuk mengorbankan sang anak tercinta. namun bukan kemalangan yang ia terima, melainkan berkat yang tak terkira. karena semua kemalangan Ibrahim jelas-jelas hanya sebuah ujian yang begitu kental dengan kesementaraan. ia pun akhirnya kita puja sebagai bapaknya tauhid. seluruh agama samawi memuliakannya : Yahudi, Islam, dan Kristen.

namun lihatlah pula kemalangan Nabi Muhammad, kakeknya sendiri tak bersedia berikrar iman kepadanya. meski tahu kebenaran itu memang ada pada cucunya. namun atas nama tradisi dan kepercayaan leluhur, ia tak sudi mengikuti kebenaran yang terpampang jelas di depan matanya. tanpa jarak.

lalu lihatlah bagaimana hidup Hasan dan Husein sang cucu tercinta. akhir yang begitu memilukan harus mereka terima. satu tewas diracun dan yang lainnya dibantai di Padang Karbala. Perlakuan yang bahkan lebih biadab daripada kepada seorang kriminal sekalipun.

lalu kematian abhimanyu dalam epos mahabharata. Krishna sejak awal sudah tahu bahwa Abhimanyu akan mati. bahkan saat ia akan pergi untuk menyelamatkan wirata nagari dan melihat gelang perlindungan Abhimanyu terlepas, ia sudah sadar bahwa kemalangan itu akan segera terjadi. ia sadar bahwa ia memang harus merelakan, melepaskan. namun ia- walaupun dikatakan sebagai avatar- tetap tak terbebas dari rasa perih. karena ia telah muncul mewujud sebagai manusia.

apakah kemalangan itu memang tak bisa dihindari?

ataukah ia sama halnya dengan sang Ibrahim ayah kita. hanya cara pandang kita yang sempit menganggap itu sebagai kemalangan. padahal sudut pandang Tuhan yang Maha Luas menganggap itu hanya sebagai Lahan, jalan, wahana agar ia melimpahkan berlimpah-limpah keberkahan.

karena sejatinya kemalangan hanya menimpa orang-orang yang jahat. Bukan Abhimanyu, bukan Ibrahim, dan tentu bukan Sayyidina Hasan Ramhatullah alaih dan sayyidina husein rahmatullah alaih...

berbahagialah orang-orang yang baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun