Letnan Jenderal TNI Anumerta Siswondo Parman, yang lebih dikenal sebagai S. Parman, adalah pahlawan nasional Indonesia yang dikenal karena keberanian dan dedikasinya dalam membela negara. Berikut sejarah hidup lengkapnya:
Riwayat hidup
Siswondo Parman lahir pada tanggal 4 Agustus 1918 di Wonosobo, Jawa Tengah. Ia adalah anak ketiga dari tujuh bersaudara dalam keluarganya. Parman menempuh pendidikan dasar dan menengahnya di Wonosobo. Setelah lulus dari sekolah menengah, ia melanjutkan pendidikannya ke Sekolah Kedokteran Tinggi (Ika Dai Gakko) di Jakarta pada masa pendudukan Jepang.
Setelah menyelesaikan pendidikannya, S. Parman bekerja sebagai tentara PETA (Pembela Tanah Air), sebuah organisasi militer yang dibentuk oleh Jepang untuk melatih pemuda-pemuda Indonesia agar bisa membantu Jepang dalam Perang Pasifik. Di sinilah Parman mulai mendapatkan pengalaman militernya.
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, Parman bergabung dengan Tentara Keamanan Rakyat (TKR), yang kemudian berubah menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI). Karier militernya berkembang pesat karena kecakapannya dalam strategi militer dan kepemimpinan yang tangguh.
S. Parman dikenal sebagai seorang perwira yang berintegritas dan memiliki kemampuan intelijen yang sangat baik. Ia bertugas di berbagai posisi penting dalam TNI, termasuk sebagai Kepala Staf Gubernur Militer Jakarta dan sebagai atase militer di Kedutaan Besar Indonesia di London. Pengalamannya di bidang intelijen membuatnya dipercaya untuk menangani berbagai tugas penting dalam keamanan negara.
Pada tahun 1963, Parman diangkat sebagai Asisten I Menteri/Panglima Angkatan Darat Urusan Intelijen, di mana ia bertanggung jawab atas pengumpulan dan analisis informasi intelijen yang penting bagi keamanan nasional.
Letnan Jenderal TNI Anumerta Siswondo Parman dapat dilihat melalui beberapa peristiwa penting dalam hidupnya yang menunjukkan dedikasi dan pengorbanannya untuk negara. Berikut adalah beberapa contoh keberanian Jenderal S. Parman:
Penolakan Intervensi Asing
S. Parman dikenal sebagai seorang perwira yang teguh dalam mempertahankan kedaulatan Indonesia dari intervensi asing. Sebagai seorang intelijen, ia sering berhadapan dengan situasi yang memerlukan keberanian untuk menolak pengaruh asing yang mencoba mempengaruhi kebijakan dalam negeri Indonesia. Keberaniannya ini menunjukkan loyalitasnya kepada negara dan komitmennya untuk melindungi kepentingan nasional.
Kecakapan Intelijen
Selama kariernya di bidang intelijen, Parman menunjukkan keberanian dalam mengumpulkan informasi yang sensitif dan penting bagi keamanan negara. Kemampuan analisis dan strateginya membantu TNI dalam mengambil keputusan yang tepat untuk melindungi negara dari ancaman internal maupun eksternal. Keberaniannya dalam menghadapi risiko tinggi yang terkait dengan pekerjaan intelijen menunjukkan dedikasinya yang luar biasa.
Perlawanan G30S/PKI
Pada malam terjadinya kudeta G30S/PKI, Letnan Jenderal S. Parman menunjukkan keberanian dengan menghadapi situasi yang sangat berbahaya. Meskipun berada dalam ancaman langsung dari para pemberontak, Parman tetap tenang dan tidak menunjukkan ketakutan. Keberaniannya ini terlihat jelas ketika ia dihadapkan pada para penculik yang membawanya ke Lubang Buaya. Meskipun akhirnya ia dibunuh dengan kejam, sikapnya yang tegas dan tidak gentar menjadi bukti nyata dari keberanian sejatinya.
Dedikasi
Sepanjang karier militernya, S. Parman selalu menunjukkan keberanian dalam menjalankan tugas-tugasnya. Sebagai Kepala Staf Gubernur Militer Jakarta dan sebagai atase militer di London, ia selalu bertindak dengan integritas dan keberanian, memastikan bahwa setiap keputusan yang diambil adalah demi kepentingan negara. Keberanian ini juga terlihat dalam cara ia menangani berbagai situasi sulit dan berbahaya selama masa revolusi dan pergolakan politik di Indonesia.
Pengorbanan
Pengorbanan terbesar Parman terjadi pada malam penculikan dan pembunuhannya. Dalam menghadapi kematian, ia tidak menunjukkan rasa takut, dan tetap teguh dalam prinsip-prinsipnya sebagai seorang prajurit dan pejuang. Keberanian ini tidak hanya terlihat dalam menghadapi musuh, tetapi juga dalam keteguhan hatinya untuk tetap setia kepada negara sampai akhir hayatnya.
Intisari
Kehebatan Letnan Jenderal TNI Anumerta Siswondo Parman tercermin dalam berbagai aspek kehidupannya sebagai prajurit, intelijen, dan pemimpin militer. Dedikasi dan pengorbanannya menjadi teladan bagi generasi penerus, menunjukkan bahwa keberanian sejati adalah keberanian untuk selalu membela kebenaran dan keadilan, serta untuk tetap setia kepada negara meskipun menghadapi ancaman terbesar sekalipun.
Beliau seperti Jenderal Achmad Yani, dihormati karena keberanian, dedikasi, dan pengorbanan dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan serta kedaulatan Indonesia. Beliau memainkan peran penting dalam sejarah bangsa dan menjadi teladan bagi generasi berikutnya.
Awang Rahmawan Prakoso - 2350017027
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H