Mohon tunggu...
Awang Purnawan
Awang Purnawan Mohon Tunggu... lainnya -

Saya adakah seseorang yang sering dijadikan tong sampah teman teman yang sering curhat

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Belajar Ngirit...

19 Mei 2016   10:43 Diperbarui: 19 Mei 2016   10:54 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Beberapa hari ini aku dan nyonya jarang berdiskusi tentang "kami", bukanya kami sibuk, namun memang akhir-akhir ini kami sering hanya sekedar bercerita tentang kegiatan kami sehari-hari. Yah sekedar obrolan ringan saja.

Tadi malam di kursi malas favoritku kami berbicara akan banyak hal, dari hal-hal yang membuatku bete seharian dikantor, kebeteean istri dirumah, sampai dengan menceritakan kisah-kisah tentang sahabat dan saudara yang ada di sekeliling kami. Terakhir kami berdiskusi tentang uang. Awalnya nyonya hanya mengeluhkan betapa rasanya uang jaman sekarang tidak begitu berharga. Belanja dengan uang berapapun habis, dan hanya mendapatkan bahan masakan yang itu-itu saja.

Jujur untuk yang satu itu aku tidak pernah benar-benar merasakanya, bukanya sok kaya, tapi memang walaupun aku seorang akunting, urusan dapur aku tidak begitu ambil pusing. Bahkan urusan membeli sesuatu, dijamin aku bukan orang yang akan ingat harganya. Berbeda dengan istri yang pasti bisa ingat bahwa di Supermarket A dengan B harganya beda. Bahkan di Pasar bisa lebih beda lagi. Tak jarang nyonya membandingkan semua belanjaanya. Sekali lagi aku tidak hapal, sangat tidak hapal jika pada hari Jumat di Swalayan A ada diskon. Bahkan aku tidak pernah ingat jika ditanya barang yang kubeli dulu harganya berapa.. hahahaha...

Sampai pada akhirnya nyonya mengatakan,

"Papi tuch boros banget, asli....", kata nyonya tiba-tiba. 

Agak kecut juga mendengar kalimat singkat tersebut.

"Masa sih...???", jawabku pendek. Cukup pendek saja berusaha mencari titik aman hahahahaha...

"Iya Papi itu boros, coba deh Bulan ini apa saja yang sudah dibeli, berapa uang yang dihabiskan, mbok agak dikurangi, minimal di rem...".

Duh.....

Jika sudah begini, aku harus puter otak untuk mencari jawaban yang masuk akal. Namun belum juga jawaban itu terbit, Istri menambahkan mantra ajaib.

"Mbok mendingan buat beli yang bisa sekaligus investasi to Pi..., misal beli emas, ya gak harus besar, dari kecil saja gak papa, nanti lama-lama dituker yang lebih besar jika punya uang, toh kalo ada apa-apa bisa dijual lagi, dan pasti lakunya..."

Hmmm..... Investasi ya....???

Sebenarnya apa yang dikatakan istri sangat masuk akal juga. Dan jangan kaget ya, aku pecinta barang-barang yang mahal, sedangkan istri sebaliknya. Gak tau kenapa bisa seperti itu, mungkin karena dulu aku harus mati-matian jika ingin membeli sesuatu, sedangkan sekarang banyak kemudahan yang kudapat (sambil melirik Platinum Card). Bahkan barang-barang istriku yang mahal dia beli karena aku yang menyuruhnya. Biasanya barang tersebut jika sudah dibeli, nanti sampai rumah pasti iteriku baru bilang, sayang uangnya segitu buat beli ini atau itu.

Mungkin caraku yang salah ya? Bahwasanya membahagiakan istri tidak melulu dengan barang-barang yang mahal. Iya juga sih.. Ah kemakan gaya hidup si Star World sepertinya aku ini. Padahal istriku itu hanya diajak jalan-jalan ke toko ikan hias saja sudah sangat bahagia, makan dimanapun gak ribut. Beda denganku.

Berpikir dan merenung dari selentingan istri tercinta, banyak kebenaran yang dia sampaikan, alih-alih lapar mata, aku bisa menghabiskan beberapa nol rupiah hanya untuk membeli benda-benda ajaib. Uniknya benda-benda tersebut hanya memenuhi rasa hausku sebentar saja. Jika sudah dibeli ya sudah. Pasti akan hunting benda-benda ajaib lainnya lagi. Jika sudah begini investasi yang ada hanyalah masuk menuhin lemari hahaha..

Sepertinya aku memang harus belajar untuk berhemat, bukan berarti pelit, tapi rasanya kebahagiaan bukan berarti harus membeli benda-benda mahal yang hanya menjadi obyek debu dirumah, bahkan sarang laba-laba. Sepertinya jika bisa membeli benda yang tidak berharga, harusnya bisa belanja sebagai investasi...

Makasih ya sayang sudah mengingatkan, keborosan bulan ini yang sudah aku lakukan adalah, 1 set akuarium, frame kacamata kayu. Memang semuanya membuatku bahagia sesaat. Tapi nyatanya tetap saja aku haus. Sampai kapan coba?

Well jangan sampai seperti kata orang, gaya hidup membuat beban hidup. Bismillah, belajar investasi gak ada salahnya. Benar juga misal bisa menyisihkan uang untuk membeli emas, kenapa juga membeli baju-baju yang semakin hari semakin menumpuk saja di almariku. Toh artinya sama, membeli sesuatu, namun kali ini bernilai lebih, karena ada manfaat investasi.

OK. FIX! Belajar mengganti kebiasaan... Belanja tetap, tapi yang lebih berguna...

Ups... Notif penawaran cicilan 0 % baru saja muncul di emailku.. Hmmm... jangan bilang istriku ya.. hahahhaahaha

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun