Tahun 2013 aku punya impian untuk memiliki sebuah kendaraan sport yang berwarna putih, gak sengaja suatu pagi aku melihat papan baliho yang berisikan iklan Honda CB 150 R warna putih. Pikirku waktu itu motor yang sangat sexy, harus punya!! Buka tabungan dan jual motor lama Spacy 110 (namanya si Gendut), akhirnya aku bisa memiliki CB 150 R tersebut, dan kuberi nama Shiro. Konon dalam bahasa Jepang artinya putih.
Untuk ukuran motor mayan besar (motor lanang :bahasa jawanya), Shiro ini lumayan gesit lho, rasanya bodynya gak membuat dia kaku. Enak aja kalo sekedar buat nyalip-nyalip bahkan di sela-sela jalan yang macet. Shiro jugalah yang mempunyai sejarah saat aku berkenalan dengan perempuan yang sekarang menjadi istriku.
Istriku aslinya Wonosari, sebuah Kabupaten yang lumayan jauh dari tempat tinggalku (di Kota Yogyakarta), perjalanan 2 jam harus kami tempuh saat harus mengunjungi mertua. Sehingga Shiro sangat nyaman. Bahkan kami berjanji tidak akan menjual Shiro karena nilainya yang luar biasa....
Si Shiro..
Cerita berganti...
Suatu hari aku jatuh sakit, istriku harus membawaku ke dokter. Kondisiku tidak memungkinan untuk membawa kendaraan sendiri, sehingga istri-lah yang memboncengkanku. Di rumah ada 2 kendaraan 1. Shiro (CB 150 R) yang ke 2 adalah Supra Fit. Berhubung istriku tidak mampu mengendarai Shiro walhasil malam itu aku ke dokter dibonceng istri menggunakan motor Supra Fit.
Jujur aku merasa bersalah dengan motor ini. Beratku 75 tinggi 173 ditambah berat istriku 105 dengan tinggi 170, walaupun motor tersebut "mampu" membawaku ke dokter, rasanya kasian sekali beban hidupnya hahahahaha.... Ternyata hal sama dirasakan oleh istriku.Â
Sepulang dari dokter akhirnya kami sepakat untuk mengganti Shiro dengan motor yang lain (ooohh tidakkkkkkkk!!!!).Â
Hari-hari selanjutnya adalah diskusi untuk mencari motor yang bisa mewakili kami (terutama aku hahahah). Yang jelas aku mau yang minim ber CC 150, sedang istri maunya yang matic. Yang utama harus HONDA! Dan dari baca-baca lietaratur (ceilah...)dapatlah Vario 150 eSP.