Mohon tunggu...
Yoga Anastio
Yoga Anastio Mohon Tunggu... -

Semoga Impian Yang Sudah Lama dinantikan akan menjadi kenyataan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mengingat Sebuah Kematian

22 Juli 2011   00:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:29 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Kita harus banyak merenung untuk merenungkan diri-sendiri. Kita harus banyak berpikir dengan pasti dan penuh pertimbangan untuk menyimak : Kenapa sih hidup sesama manusia masih banyak terjadi penipuan, penggarongan, penodongan, apalagi ini akan terdengar lebih kejam dan sebuah kejahatan yang tinggi yaitu pembunuhan terhadap sesama manusia.

Kita harus menyimak dengan sangat luas dan dalam akan terjadinya perbuatan-perbuatan yang sangat merugikan ini karena pada dasarnya saling mempertahankan harta benda, uang ataupun profesi dengan kepopulerannya, kedudukan ataupun harkat derajat martabat manusia.

Kembali pada awal tulisan ini, kita harus banyak merenung untuk merenungkan diri. Di sini perenungan yang teramat bermanfaat atau akan berefek yang sangat baik yaitu kita harus selalu merenung pada sebuah kematian.

Sebuah kematian jika kita selalu mengingatnya maka dengan sangat jelas dan sangat pasti akan bisa mengurangi pada niat kejahatan, ataupun pada kerakusan hidup yang ingin  selalu bahagia dan tertawa dengan melewati bermacam cara yang bisa merugikan orang lain.

Coba kita renungkan setelah mendengar dari berita pembunuhan bahkan seorang suami tega membunuh istrinya karena tidak mau di ajak berhubungan intim, seorang suami yang membunuh istrinya karena dimakan cemburu, seoarang pacar membunuh pasangannya karena cemburu dan efek lainnya, dan pembunuhan karena ingin menguasai harta kekayaan yang di bunuhnya dan lain sebagainya motif pembunuhan yang terjadi di dunia ini. Ada juga pembunuhan karena rebutan kekuasaan, ataupun rebutan harta kekayaan atau juga harta warisan.

Wahai kita umat manusia... kita sebagai manusia yang diberi akal sebagai sebuah kesempurnaan hidup dalam kehidupan kita sebagai manusia agar bisa menggunakan akal pikirannya untuk bisa hidup dalam kedamaian dengan sesamanya, bisa hidup dengan tentram dan saling memberi rasa kebahagiaan yang tentunya suatu kenyataan hidup yang dinanti dan ingin dirasakan oleh setiap manusia.

Wahai kita umat manusia...tentunya di sini juga kita butuh suatu ke imanan di dada yang kuat untuk menghindari perbuatan-perbuatan yang sangat merugikan sesama. Atau tentunya kita harus bisa menjaga diri dengan penuh kontrol untuk menghindari sebuah perbuatan yang buruk.

Wahai kita umat manusia...bukan hanya kareana baru mendengarkan sebuah ceramah dari seorang kiyai atau da'i terus bisa berubah pikiran hanya sesaat. Lalu bisa mengeluarkan air mata karena merasa menyesali kejadian-kejadian masa lalu yang buruk  dengan tuntunan tema Islam Itu Indah acara di tv. Atau pula dengan menyaksikan kejadian yang menakutkan lalu berhenti sesaat dari perbuatan buruk itu, lalu berbuat lagi setelah hilan rasa takut tersebut.

Wahai kita umat manusia...sudah tentu benar bahwa kita dalam hidup perlu belajar mencari ilmu agar menjadi orang pintar yang bermanfaat, kita perlu belajar agar bisa mengurangi bahkan menghilangkan sifat-sifat buruk yang bersemayam di dada.

Wahai kita umat manusia...ini sebuah tip yang sangat mudah dan tentu tidak butuh untuk mengeruk biaya yang mahal bahkan sama sekali tidak membutuhkan modal yang berbentuk uang, tidak butuh waktu, kapan saja kita bisa melakukannya. Tapi ini jika kita bisa melakukannya tentunya akan sangat bermanfaat sekali untuk bisa mengendalikan hidup dari kehidupan yang selalu menuntut ingin menjadi manusia yang kaya raya bahkan ingin menjadi manusia kuasa. Atau ingin jadi seorang raja dari manusia...puah pemikiran yang sangat bodoh jika kita ingin jadi raja dari kalangan manusia sendiri. Bukankah rajanya manusia adalah hanya Allah SWT.

Rajapun benar-benar akan menyesal bahwa dia harus menjadi seorang raja diatas kehidupan manusianya sendiri, jika benar-benar kita selalu mengingat pada sebuah kematian dalam setiap saat di dalam langkah kehidupan yang sedang di jalani.

Benar-benar kita selalu ingat pada sebuah kematian yang pasti akan terjadi pada setiap manusia maka akan bisa mengurangi bahkan menyetop aksi keserakahan dan kejahatan untuk menguasai atau memiliki harta kekayaan, kedudukan, profesi yang selalu merugikan orang lain.

Mengingat kematian bukan berati berhenti beraktifitas menyerah pada puncak kematian.

Mengingat kematian bukan berati kita tidak perlu usaha untuk hidup bahagia, tapi dengan mengingat kejidia itu agar kita selalu hidup dalam damai dan tentram dengan sesama manusia. Tidak saling menyakiti dan merugikan, tidak saling mencaci maki merendahkan martabat hidup, menghina dina dengan makian kasar dan sebagainya benar-benar akan terhindarkan.

Ini hanya sebuah pemikiran kecil yang melintas saat ini ketika pikiran ingin bicara dan tercurahkan lewat tulisan ini.

Benar atau salahnya mohon maaf dengan sepenuh hati menanti pembenaran-pembenaran dari semuanya, dari para kompasianer.

Kita menulis agar bisa bertukar pikiran. Kita manusia tidak ada yang sempurna, maka dengan ketidak sempurnaannya pemikiran ini kata maaf adalah sebuah kearifan hati saya untuk menanti pelurusan pikiran, pembenaran pendapat dari kita semua.

Wassalam...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun