Mohon tunggu...
Awan Fahri
Awan Fahri Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa

Suka apa aja

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keganasan PKI pada Gerakan 30 September

1 Oktober 2024   09:29 Diperbarui: 1 Oktober 2024   10:14 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peristiwa G30S/PKI (Gerakan 30 September 1965) merupakan salah satu kejadian paling kontroversial dan berdarah dalam sejarah Indonesia. Peristiwa ini terjadi pada malam 30 September hingga 1 Oktober 1965, di mana enam perwira tinggi TNI Angkatan Darat beserta beberapa orang lainnya diculik dan dibunuh oleh sekelompok militer yang diduga dipimpin oleh anggota Partai Komunis Indonesia (PKI). Para jenderal tersebut termasuk Jenderal Ahmad Yani, yang saat itu menjabat sebagai Panglima Angkatan Darat, beserta lima perwira lainnya. Para korban kemudian ditemukan di sebuah sumur tua di kawasan Lubang Buaya, Jakarta.

Motif di balik G30S masih menjadi bahan perdebatan, namun diduga kuat bahwa gerakan ini bertujuan untuk menggulingkan kekuasaan TNI AD yang dianggap sebagai ancaman bagi eksistensi PKI. Pada masa itu, ketegangan politik antara kubu militer, nasionalis, dan komunis semakin meningkat, dengan Presiden Soekarno berusaha mempertahankan keseimbangan kekuatan antara ketiganya.

Gerakan tersebut gagal dalam waktu singkat. Soeharto, yang saat itu menjabat sebagai Panglima Kostrad, segera mengambil tindakan dengan mengendalikan situasi dan memulihkan stabilitas. Pada 1 Oktober 1965, Soeharto memimpin operasi militer untuk mengamankan Jakarta dan menghentikan gerakan ini. Dalam waktu singkat, ia berhasil menguasai kembali markas-markas militer yang dikuasai oleh kelompok G30S.

Setelah kegagalan gerakan ini, Soeharto memulai kampanye besar-besaran untuk menumpas PKI. Ribuan hingga jutaan orang yang dituduh terkait dengan PKI ditangkap, dipenjara, bahkan dieksekusi tanpa proses hukum yang jelas. Partai Komunis Indonesia pun dilarang, dan ideologi komunis dihapuskan dari peta politik Indonesia.

Peristiwa ini juga menjadi titik balik penting dalam politik Indonesia, yang mengarah pada jatuhnya kekuasaan Presiden Soekarno. Pada tahun-tahun berikutnya, Soeharto naik ke tampuk kekuasaan melalui Orde Baru, sebuah rezim militer yang berlangsung selama lebih dari tiga dekade.

**Tokoh-tokoh utama** yang terlibat dalam peristiwa ini adalah Soeharto, Soekarno, Jenderal Ahmad Yani, Jenderal Suprapto, dan beberapa tokoh PKI seperti D.N. Aidit yang diduga menjadi dalang di balik gerakan tersebut.

**Moral dari peristiwa ini:** Perebutan kekuasaan melalui kekerasan dan intrik politik hanya akan membawa ketidakstabilan dan penderitaan bagi rakyat. Kebijakan otoriter yang lahir dari ketakutan terhadap ancaman politik juga dapat merugikan demokrasi dan hak asasi manusia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun