Tingkatkan Rasa Toleransi Beragama, Mahasiswa Kelompok 147 KKN UINSU Melaksanakan Kegiatan Podcast di Gereja Methodist Indonesia Sebagai Bentuk Progra

Moderasi beragama adalah konsep yang menekankan pada keseimbangan, toleransi, dan sikap tengah dalam menjalankan ajaran agama. Ini berarti seseorang atau kelompok tidak bersikap ekstrem atau radikal dalam memahami dan mengamalkan ajaran agama, melainkan mengedepankan dialog, kerjasama, dan saling menghormati di antara pemeluk agama yang berbeda. Moderasi beragama bertujuan untuk menciptakan harmoni dalam masyarakat yang majemuk, menghindari konflik yang disebabkan oleh perbedaan keyakinan, dan membangun sikap saling menghargai di antara berbagai komunitas beragama.

Podcast moderasi beragama Kelompok 147 KKN UINSU (dokpri)

Sebagai bentuk program kerja moderasi beragama dalam kegiatan KKN UINSU, kelompok 147 melaksanakan Podcast di Gereja Methodist Indonesia. Kegiatan ini telah berlangsung pada Kamis, 8 Agustus 2024. Gereja ini berlokasi di Kecamatan Tanjung Pura, Kabupaten Langkat. Podcast ini dipilih karena berbincang langsung dengan masyarakat yang berbeda agama akan mendapatkan jawaban yang murni dan tidak dibuat-buat. Adapun yang menjadi narasumber dalam kegiatan Podcast moderasi beragama ini ialah Ibu Intan Permata Sari Simpayung, selaku Pendeta yang memimpin para jemaat di Gereja Methodist Indonesia.

Podcast moderasi beragama Kelompok 147 KKN UINSU

Ditemani oleh Vicky Ayu selaku host dan Tedy Sadrian selaku co-host, perbincangan dalam podcast ini sangat menarik untuk ditonton. Dalam perbincangan mereka membahas terkait pengalaman Ibu Intan selama menjadi Pendeta yang tentunya sudah cukup lama, bahkan sebelum menjadi Pendeta di Gereja Methodist Indonesia. Selain itu, beberapa pertanyaan terkait toleransi beragama juga di tanyakan kepada narasumber untuk mengetahui bagaimana tanggapan Ibu Intan selaku narasumber dalam kegiatan tersebut akan nilai toleransi beragama yang ada pada masa kini, khususnya di Kecamatan Tanjung Pura.

Podcast ini berjalan lancar dan juga memuaskan. Beliau berharap kedepannya akan ada lebih banyak Mahasiswa yang semakin peduli terhadap umat agama minoritas seperti agama Kristen dan menjadikan toleransi antar umat beragama sebagai bentuk tali persaudaraan, bukan menjadi permusuhan.