Mohon tunggu...
awanel id
awanel id Mohon Tunggu... Administrasi - portal berita

informasi dari kami

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Ramadhan: Bulan Penuh Berkah dalam Arti Menyambut Kemenangan

9 April 2024   09:03 Diperbarui: 9 April 2024   09:06 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bulan ramadhan adalah bulan kedamaian, dimana setiap hati merasakan kenyamanan dan ketentraman, setiap pikiran merasakan kejernihan.

Ketika ramadhan tiba, setiap kita merasakan getaran dan kebahagiaan yang tiada tara, yang pertama karena kita masih diberikan kesehatan, sehingga  kita masih berjumpa dengan bulan yang mulia dan penuh keberkahan. 

Saat ramadhan pergi, mudah-mudahan kita telah melewatinya dengan amalan-amalan terbaik serta meraih berbagai keutamaan yang ada pada bulan Ramadhan. 

Idul Fitri menandakan berakhirnya waktu puasa dan  diartikan  sebagai hari kemenangan. Dimaksudkan sebagai waktu sukacita dan penuh berkah bagi seluruh umat Muslim. Waktu untuk membagikan harta kekayaan kepada setiap insan yang tidak mampu agar turut berbahagia di hari raya. 

Makna spiritual yang terdapat di dalamnya selain refleksi dan kegembiraan, Idul Fitri juga sebagai waktu untuk amal, yang dikenal sebagai Zakat al-Fitr. 

Di akhir Ramadhan, umat Islam menunaikan zakat fitrah, memberi beras atau makanan pokok kepada mustahak, agar ibadah puasa sempurna. Hakekat zakat fitrah adalah peduli kemanusiaan, cinta dan kasih sayang sesama manusia. 

Agar dihari yang Fitri semua umat Islam merasakan kebahagian bersama, tanpa ada kesedihan bagi yang kurang beruntung. 

Idul fitri sering disebut sebagai sebagai hari kemenangan dimana umat muslim merayakannya. Mencoba menyuguhkan pertanyaan kepada kita semua sesungguhnya apa makna kemenangan? 

Apakah kemenangan karna mampu mengalahkannya dalam arti mampu menjalaninya, karna mapu melewatinya atau karna bebas dri segala aturan dan larangannya.

Manifestasi  rasa kemenangam biasanya disimbolisasikan dng kegiatan lomba lomba yang puncaknya perayaan malam takbran dng arak arakan membawa miniatur masjid menggunakan segala kostum yang memberikan pesan atau isyarat yang tersirat kepada masyarakat.

Apakah seperti itu cara kita merayakan? 

Seharusnya Idul fitri tidak kita anggap sebagai sebuah turnamen yang kemenangannya hrus dirayakan eforia dan penuh kebanggaan, tapi penananaman nilai keharmonisan antar sesama.

Suatu Hal yang pling penting dibulan ramadhan semangat spiritual dan sosial hrus kita raih, Karna Jika kita hanya mampu mengejar pencapaian spiritual dan mengabaikan aspek sosil akan membuat kita buta akan lingkungan sosial dan kemanusian, bgitu pula sebaliknya , terlalu sibuk dengan aspek sosial tetapi mengabaikan sisi ritualnya hanya akan membuat kita jauh dari Allah .

Allah menegaskan bahwa sebagai umat islam kita harus menjaga hubungan dng allah dan dng manusia, atau yang disebut dlm  al quran habluminallah habluminannas.

Sesungguhnya Keseimbangan keshalehan individu dan keshalehan sosial hrus tetap dijaga, sebagaimana  dalam sebuah hadits Rasulullah saw. "Diriwayatkan dari Abu Hurairah, dia berkata, 'Sekalompok sahabat bertanya, 'Wahai Rasulullah, ada seorang perempuan ahli puasa dan ahli ibadah malam, tapi dia masih suka menyakiti tetangganya. Bagaimana pendapatmu?' Rasul menjawab, 'Dia akan masuk neraka.' Mereka bertanya lagi, 'Ada pula seorang perempuan yang hanya menunaikan shalat lima waktu, bersedekah dengan sepotong keju, dan tidak menyakiti tetangganya. Bagaimana pendapatmu?' Rasul menjawab, 'Dia akan masuk surga.'" (HR Al-Hakim). 

Idul fitri Bukan soal barang atau baju baru dan mewah, atau  eforia penuh kebanggaan  melainkan seberapa bersihnya hati kita untuk mau memaafkan orang lain. Idul Fitri adalah waktu untuk memperbaiki, memaafkan dan merenung. Selamat merayakan hari yang Fitri. Mari jadikan momentum hari kemenangan ini untuk menjadi insan yang semakin baik dalam ketaatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun