Mohon tunggu...
Awan Sidegil
Awan Sidegil Mohon Tunggu... karyawan swasta -

aku yakin keberhasilan tidak selalu berpihak kepada mereka yang duduk di bangku KULIAH

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

The Dominic Angel Sang Penjual Bayi

16 Februari 2012   04:49 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:35 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13293889541093528079

Besar terpajang di salah satu muka surat kabar "KOSMO" media berita dari seberang (M'sia). Hmmmm,,,,, ssss huft,,,,, arghhhh. Secangkir MILO panas dan sebatang rokok peneman pagiku tidak lagi tersa nikmat tatkala aku membaca lebih dalam kasus perdagangan bayi. Keterangan dari kepolisian Malaysia yang di tulis "KOSMO" kemarin pihaknya telah membongkar satu sindikat penjualan bayi yang telah lama beroprasi di selangor. Menurut kepolisian Ketua penolong pengarah kegiatan gelap judi dan maksit Datuk Abdul Jalil Hassan "Harga menjadi lebih tinggi sekiranya disertakan dengan dokumen pengenalan diri seperrti sijil kelahiran (AKTA) semasa pembelian". Di karenakan permintaan bayi yang semakin tinggi di kalangan keluarga yang tidak mampu mempunyai buah hati seorang bayi yang dilahirkan sempurna berkulit cerah bisa di BANDROL  mencapai RM 20.000 (Rp 50 jt lebih) semakin cerah kulitnya semakin mahal. Mungkin ada seribu alasan mengapa mereka para PASUTRI lebih memilih alternatif mengadobsi anak dari sindiket gelap yang telah berhasil di gropyok tersebut bukannya dari pantai asuhan dll. Rancangan yang mulus dan pergerakan yang rapi oknum oknum di dalam sindikat penjualan bayi berhasil mengelabuhi pihak kepolisian Negara itu hingga mampu bertahan dalam beberapa episode episode kisah penjualan bayi. Gadis gadis yang hamil di luar nikah dan juga wanita warga asing inilah yang dikatakan sanggup menjual bayi untuk mendapatkan uang atau menutupi aib. Yang saya pantau dari surat kabar tersebut statistic penjualan bayi ataupun pembuangan bayi semakin tahun semakin meningngkat. Ini adalah suatu keadaan moral yang memprihatinkan di masa sekarang ini. Malaikat kecil yang taunya hanya menangis dan minta netek pada mamanya mau tidak mau harus akur terhadap keputusan ibunya menjauhkan si baby demi menutupi aib yang di tanggungnya, THE DEMONIC ANGEL (Bidadari Jahat) inilah gelaran untuk para ibu ibu muda "yang mau enaknya dan nggak mau anaknya". Sadis bukan jauh dari profil wanita dengan segala segudang kelembutan dan kasih sayang. Bukan suatu fenomena aneh lagi para DEMONIC ANGEL ini terkadang lebih kejam tega membiarkan buah tangannya menjadi sebuah boneka tak bernyawa, bukankah ini lebih hina dari binatang. Coba para kompasianer posisikanlah diri anda menjadi malaikat kecil dari korban penjualan bayi, mungkin di seusia anda yang sudah pandai membaca dan merasa tentunya di dalam fikiran dan hatinya tersiksa sampai sampai tangisan air mata pun terselipkan tanya "TUHAN kali ini ku perbincangkan tentang ibuku mengapa sampai seteganya menjualku atau membuangku, apakah kehadiran ku sebuah ketidak nyamanan?" lebih menyayat hati lagi jika yang mengadobsi kita adalah orang orang yang tidak mempunyai hati dan bertindak sewenang wenang terhadap mu. Jika boleh curhat walaupun saya di lahirkan di tengah keluarga yang MISKIN  dan dengan terpaksa harus menjadi TKI saya masih tetap bangga dan bersyukur karena di usiaku yang masih haus akan dukungan keluarga khususnya IBU dan BAPAK beliaulah yang membuat semangat ku saat ini.

[caption id="" align="aligncenter" width="525" caption="TUHAN sayangilah beliau (Ayah & Ibu kami) sebagaimana beliau menyayangi waktu kecil kami"]

Semoga sedikit cerita dari negri UPIN IPIN ini mampu menggugah hati para pembaca khususnya untuk selalu extra mengawasi aktifitas aktifitas anak anda ataupun anak didik anda di rumah ataupun di luar rumah dengan bekal bekal agama dan ilmu ilmu yang bermanfaat agar tidak terjerumus kedalam pergaulan bebas, miris bangsa ini mau di bawa kemana jika penerusnya seperti hati DEMONIC ANGEL dengan anak sendiri saja maha kejam apalagi dengan saudara saudara setanah air yang belum mereka kenal. [caption id="" align="aligncenter" width="525" caption="video ini saya ambil dari youtube untuk renungan bersama"] [caption id="" align="aligncenter" width="525" caption="video ini saya ambil dari youtube untuk renungan bersama"]

maafkan tulisan saya jika kurang berkenan di hati para pembaca salam hormat dari AWAN SIDEGIL

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun