Mohon tunggu...
Awan Aditya
Awan Aditya Mohon Tunggu... Musisi - Music player

Awan Aditya, adalah seorang yang memiliki hobi dibidang musik dan eksplorasi dibidang teknologi informasi dan komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar Daring; "Guru Selami Teknologi"

12 Desember 2020   16:21 Diperbarui: 14 Desember 2020   08:22 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sejak bulan marret 2020, pandemi Covid-19 sangat mengubah tatanan hidup manusia, tidak terkecuali kegiatan belajar mengajar di sekolah maupun perguruan tinggi. Apa lagi sejak bulan Juli lalu, pemerintah menetapkan pembatasan social berskala besar untuk pertama kalinya di DKI Jakarta dan diikuti oleh beberapa provinsi lainnya demi memutus rantai penularan Covid-19. Akibatnya aktivitas pembelajaran terhenti, siswa siswi dan para guru harus melakukan kegiatan belajar mengajar dirumah masing-masing secara daring.

Hal ini membawa beberapa kesulitan bagi para pengajar di sekolah, diantaranya :

  • Pengajar seperti hanya berbicara pada satu arah saja

Hal ini disebabkan karena pengajar hanya menggunakan media computer dan ponselnya untuk memberikan dan memaparkan materi kepada siswa siswinya.

  • Guru tidak dapat mengawasi jalannya ujian smester selama pembelajaran daring

Terkadang ketidak jujuran sering terjadi kala pembelajaran dirumah karena seluruh aktivitas belajar tidak diawasi oleh guru. Akibatnya, siswa siswi lebih memilih melihat jawaban di internet atau menyalin jawaban temannya. Tidak heran jika selama pembelajaran daring, kebanyakan siswa mendapatkan nilai tinggi karena mendapatkan Salinan jawaban tersebut.

Dalam hal ini guru harus memiliki strategi agar siswa tidak melakukan tindakan mencontek.

  • Kendala dalam menggunakan alat-alat berbasis teknologi

Guru mau tidak mau harus mengikuti keadaan yang ada pada saat ini, kondisi dimana pandemi sedang melanda seluruh dunia dan merumahkan mayoritas penduduk negara.

  • ketersediaan jaringan internet

Hal ini adalah kendala utama dalam pembelajaran daring, terutama jika pembelajaran dilakukan melalui video conference seperti google meet, zoom, Microsoft teams, dan sebagainya. Media media tersebut menggunakan jaringan data seluler yang tinggi karena menampilkan gambar dan berbagi layar sebagai fitur untuk mempresentasikan materi.

Masa pandemi, teknologi adalah salah satu solusi terbaik dalam melakukan seluruh kegiatan termasuk pembelajaran.

Tetapi, apakah semua guru mengerti akan sangat canggihnya teknologi saat ini?

Dikutip dari antaranews, kemendikbut menyatakan Hanya 40 Persen Guru Siap dengan Teknologi. Artinya tidak semua guru siap dengan kemajuan teknologi di era refolusi 4.0, masih terdapat 60 persen guru belum siap menghadapi era refolusi 4.0 pada saat ini. Sulitnya ketersediaan jaringan internet bagi guru di pedalaman juga menjadi permasalahan.

Mengatasi hal itu, kemendikbut bersama kominfo melatih 10.000 guru setiap tahunnya agar dapat terbiasa dalam menggunakan teknologi dan berupaya menyediakan jaringan internet di setiap sekolah.

Kendala lainnya, tidak adanya platform khusus yang menjembatani antara guru dan siswa. Akhirnya kominfo bersama kemendikbut membuat platform, yakni rumah belajar. Platform ini adalah wadah bersama bagi guru dan siswa untuk melakukan kegiatan belajar mengajar selama masa Pandemi.

40 persen guru yang siap dengan teknologi (M.Ali Khumaini, https://www.antaranews.com/berita/774246/40-persen-guru-yang-siap-dengan-teknologi).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, kendala yang dihadapi selama belajar daring adalah ketersediaan jaringan yang tidak memadai. Hal ini menjadi banyak menyita waktu, terutama jika pembelajaran daring dilakukan pada media media video conference berbayar. Misalnya saja zoom.

Zoom adalah media yang sering kali digunakan untuk aktivitas dalam jaringan, baik untuk webinar, pelaksanaan acara secara daring, belajar dan bekerja. Namun zoom hanya dapat digunakan 40 menit untuk versi gratis, jika ingin melakukan aktivitas daring lebih dari 40 menit wajib membeli versi zoom berbayar.

Kesulitan lain, jika ada pembelajaran keterampilan, sebagaimana pada sekolah kejuruan (SMK), dan sekolah luar biasa (SLB) bagi anak-anak berkebutuhan khusus, ini menjadi kesulitan tersendiri bagi para pengajar. Kesulitan yang dihadapi, diantaranya :

Tidak bisa melaksanakan pembelajaran dengan metode praktik.

Hal ini mendjadi permasalahan apabila siswa tidak memiliki alat alat yang biasa digunakan didalam kelas, misal dalam pembelajaran teknologi informasi dan komunikasi.

Didalam pembelajaran TIK (teknologi informasi dan komunikasi) tentu terdapat praktik yang mengharuskan siswa menyentuh langsung dan menggunakan computer.

Kendala lainnya, bagi siswa yang tidak memiliki bekal Bahasa inggris yang cukup, tentu pembelajaran TIK akan sulit diikuti, karena pembelajaran yang dilaksanakan bukan praktik melainkan hanya teori, sedangkan dalam dunia teknologi informasi banyak teori-teori berbahasa inggris.

Apabila hal itu terjadi, pengajar meminta orangtua untuk membimbing siswa selama belajar dirumah, dan mencari serta mencatat materi dari internet.

Jadi, teknologi terus berkembang. Pengajar harus tetap mengikuti perkembangannya, dan harus terus menyelami betapa canggihnya teknologi saat ini.

Tentu dalam kondisi pandemi, pembelajaran harus tetap dilakukan walaupun tidak bisa bertatap muka, namun masih tetap dapat terlaksana menggunakan jaringan.

Mau tidak mau, suka tidak suka, pengajar harus banyak mempelajari canggihnya teknologi.

M.Ali Khumaini. 2016. 40 persen guru yang siap dengan teknologi. https://www.antaranews.com/berita/774246/40-persen-guru-yang-siap-dengan-teknologi (diakses tanggal 13 Desember 2020)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun