Mohon tunggu...
Kurniawan T Arief
Kurniawan T Arief Mohon Tunggu... lainnya -

Indonesian People

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Budaya Literer Untuk Mahasiswa

17 Februari 2013   18:42 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:09 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya mendedikasikan tulisan ini dalam sebuah acara pelatihan menulis yang diadakan oleh rekan saya sesama aktivis organisasi gerakan. Walaupun berlatar belakang organisasi yang berbeda, namun sudah menjadi tanggung jawab dan kewajiban manakala seseorang diserahi kepercayaan dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya apalagi menyangkut kepentingan orang banyak. Tulisan yang sederhana dan masih jauh dari kesempurnaan ini, merupakan salah satu bentuk kepercayaan yang harus saya emban dalam rangka misi kaum intelektual untuk tetap melakukan proses pengejawantahan nilai pendidikan massa rakyat yang harus selalu kita yakini sebagai salah satu opsi perjuangan gerakan Mahasiswa saat ini.

Semoga dari apa yang tertulis dalam beberapa lembar kertas ini, sedikitnya dapat membantu dan memberikan gambaran yang sederhana untuk mengawali minat, hasrat dan semangat anda dalam menambah kapasitas dan kemampuan diri yang tentunya dapat anda dapatkan dari berbagai tulisan artikel, pelatihan, simposium, buku, maupun bentuk media lainnya ke depan yang akan anda ikuti dan menjadi pengalaman hidup anda yang berarti dalam memanfaatkan waktu di masa muda. Baiklah, tanpa banyak berbahasa basi saya akan mencoba menguraikan secara sederhana dalam tulisan ini tentang berbagai perbandingan dan metode dalam membuat tulisan. Yang secara garis besar untuk memahaminya dalam langkah-langkah start sebagai berikut :

1. Paksakan Diri Anda
Saya ingin memulainya dengan mencoba mengajak anda ‘memaksa berniat’ dalam hati bahwa mulai saat ini, detik ini dan hari ini anda berkata kepada diri anda sendiri di dalam hati : SAYA AKAN BERUBAH, SAYA HARUS MENJADI SEORANG YANG BERBEDA. Camkan baik-baik kalimat ini dalam benak anda, selalu ucapkan dalam hati ketika pikiran anda sedang kosong dan beku. Tanamkan sugesti yang kuat bahwa anda bisa menjadi seseorang yang berbeda, menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Banyak orang yang akan mengagumi dan berdecak kagum karena melihat kemajuan dan perubahan yang pesat pada diri anda. Kini, mereka tak sungkan lagi untuk menjadikan diri anda sebagai tempat bertanya, tempat berdiskusi dan tempat berbagi masalah. Langkah anda serasa ringan, berpergian kemanapun tak merasa minder karena anda memiliki kemampuan/wawasan yang berbeda dan tidak selalu dimiliki oleh orang kebanyakan.

Namun ingat, jangan jadikan hal itu sebagai tujuan, tapi lihatlah dari perspektif yang lebih mulia yaitu sebagi IMBAS dan AKIBAT dari tercapainya hasil dan tujuan anda yang sesungguhnya yaitu :

Saya Harus Bisa Belajar !!

2. Mulailah Rajin Membaca
Kenapa membaca? Ada apa dengan membaca? Pertanyaan itu akan terjawab manakala anda sudah benar-benar melakukan apa yang saya sarankan, yaitu : RAJIN MEMBACA. Membaca bacaan-bacaan yang relevan akan semakin mendukung kemampuan menulis seseorang. Dari bacaan, seseorang bisa tahu bagaimana menulis yang baik.

Ya, karena dengan membaca anda akan dapat mengoptimalkan kapasitas memori dalam otak anda dengan lebih bermanfaat. Mulai rubah kebiasaan anda sehari-hari. Jadikan membaca koran sebagai rutinitas harian yang tak boleh anda lewati setiap harinya, sempatkan waktu beberapa lama setiap harinya yang disediakan khusus sebagai waktu membaca buku, dan sisihkan uang jajan anda mulai sekarang untuk menambah koleksi buku yang anda punyai di meja belajar anda. Lambat laun, anda akan dapat merasakan betapa berharganya pengalaman ini. Perbendaharaan kata dalam memori anda akan bertambah, wawasan anda akan meningkat, dan tentunya anda akan menjadi seseorang yang jauh lebih siap membela kepentingan rakyat dan menghantarkan kemenangan kepada mereka yang anda bela (kaum tertindas tentunya).

3. Sering-Seringlah Berdiskusi
Komunikasi langsung tatap muka adalah satu-satunya media yang paling minim resiko dalam hal kesalahan penyampaian maupun penerimaan persepsi diantara komunikan dan komunikator, dan agenda wajib bagi aktifis gerakan dimanapun adalah dengan mengadakan diskusi. Setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda dalam menerima informasi, namun hampir setiap orang dapat dan mampu melakukan penyesuaian dan adaptasi dalam meningkatkan keahliannya berbicara di depan umum secara bertahap. Dengan melakukan diskusi atau sering menghadiri kegiatan-kegiatan ilmiah, serta merta otak dan memori seseorang akan menampung lebih banyak pengetahuan dan wawasan baru. Hal ini , tentu saja akan sangat berpengaruh bagi pemahaman maupun cara berfikir anda dalam menerjemahkan sebuah persoalan/masalah menjadi lebih mudah dicerna atau diuraikan oleh pikiran orang lain baik dalam bentuk penyampaian lingua maupun menggunakan media tulisan.

4. Berlatih dan Berlatih
Seberapa banyak buku tentang tips menulis yang anda baca atau pun bacaan tentang apa pun, jika tidak berlatih langsung dengan praktek menulis, rasanya hanya akan menjadi angan-angan kosong tanpa arti. Memang, pada mulanya mungkin sulit menuangkan gagasan menjadi sebuah tulisan, namun berkat kegigihan, semua itu akan terasa lebih mudah bagi anda. Bahkan, suatu saat anda akan lupa mengingat bagaimana awalnya anda bisa menjadi seorang penulis yang handal.

Menghilangkan Keraguan Dalam Menulis
Keraguan salah satunya hadir karena kurang percaya diri. Latihlah rasa percaya diri dengan rajin menulis dan menunjukkannya pada orang lain. Hal itu bisa dilakukan melalui berbagai media, bisa Facebook, blog pribadi dan media lainnya. Atau ditunjukkan langsung pada teman lewat media diskusi/sharing bersama. Jika ada kritikan jangan menerimanya dengan pikiran negatif. Anggap kritikan orang lain sebagai pembangun tulisan, juga melatih rasa percaya diri. Tidak mudah memang menerima kritik apalagi kritik tajam, tapi dengan terbiasa dikritik seseorang akan terbiasa juga dan tidak trauma untuk dikritik lagi.
Beberapa Tips Dalam Menulis

Berilah RUH Pada Tulisan Anda
Informasi dan gagasan seringkali beku dan tanpa jiwa. Itu sebabnya menjadi tugas seorang penulis pula untuk mencairkan, mengemas, dan menyajikan informasi itu menjadi sajian penuh vitalitas serta elok sehingga mampu menggaet dan memelihara minat pembaca untuk menyerap seluruh informasi yang disampaikan.

Apa Itu Ruh Cerita?
Manusia
Setiap fotografer tahu bahwa gambar yang tidak menyertakan unsur kehidupan seperti manusia hanya akan berakhir nasibnya di keranjang sampah. Begitu pula dengan tulisan. Pembaca suka membaca tentang manusia lainnya. Mereka kurang berminat pada isu dan gagasan ketimbang pada pribadi-pribadi. Jika kita bisa menampilkan sebuah wajah pada kisah rumit yang jarang diikuti pembaca, mereka akan terpikat membacanya dan memperoleh informasi.

Tempat
Pembaca menyukai sense of place. Kita bisa membuat tulisan lebih hidup jika kita bisa menyusupkan sense of place yang kuat. Misalnya: seperti apa lokasi tempat terjadinya pembunuhan itu, bagaimana suasana di balik panggung pertunjukan?

Indera
Kita harus berupaya untuk menyentuh indera pembaca. Membuat mereka melihat cerita dalam detil visual yang kuat, dan juga dalam kontek yang tepat membuat mereka mendengar, meraba, merasakan, membaui dan mengalami.

Irama
Tulisan yang monoton bisa dibantu dengan perubahan irama di dalam teks. Anekdot, kutipan, sebuah dialog pendek atau sebuah deskripsi dapat mengubah irama dimana pembaca bisa terikat sepanjang cerita dan membuat tulisan itu lebih hidup.

Anekdot
Anekdot adalah sebuah kepingan kisah singkat antara satu hingga lima alenia ''cerita dalam cerita''. Anekdot umumnya menggunakan seluruh teknik dasar penulisan fiksi narasi, karakterisasi, dialog, suasana untuk mengajak pembaca melihat cerita secara on the spot. Anekdot sering dipandang sebagai ''permata'' dalam cerita. Penulis yang piawai akan menaburkan permata itu di seluruh bagian cerita, bukan mengonggokkannya di satu tempat.

Humor
Humor adalah bentuk ekspresi yang paling personal. Berilah pembaca sebuah senyuman, dan mereka akan menjadi sahabat anda sepanjang hari. Dan buatlah mereka menanti tulisan anda esok harinya. Tapi hati-hati dengan humor yang tak bercita-rasa.

Panjang-pendek
Makin pendek cerita makin baik. Kisah akan lebih hidup jika awalnya berdekatan dengan akhir (klimaks), sedekat mungkin. Alenia dan kalimat harus bervariasi dalam panjang. Letakkan kalimat dan alenia pendek pada titik kejelasan terpekat atau tekanan terbesar.

Kutipan
Kutipan dalam tulisan berita memberikan otoritas. Siapa yang mengatakannya? Seberapa dekat keterlibatannya dengan sesuatu peristiwa dan masalah? Apakah kata-katanya patut didengar? Kutipan juga memberikan vitalitas karena membiarkan pembaca mendengar suara lain selain penuturan si penulis.

Dialog
Perangkat ini jarang digunakan dalam koran atau majalah berita. Tapi, bisa menjadi wahana yang efektif untuk menghidupkan cerita. Dalam meliput sebuah sidang pengadilan, misalnya, atau mendiskusikan permainan dengan para atlet olahraga tertentu, kita bisa menghidupkan cerita dengan membiarkan pembaca mendengarkan para partisipan berbicara satu sama lain.

Sudut Pandang
Kita bisa membuat sebuah cerita biasa menjadi hidup dengan mengubah sudut pandang. Cobalah untuk melihat inflasi misalnya, dari sudut pandang seorang ibu rumah tangga yang sehari-hari harus mengatur anggaran keluarga.

Identifikasi
Sebuah tulisan akan lebih hidup jika pembaca merasa dilibatkan dalam cerita dan membuat mereka mengerti mengapa sebuah masalah bermanfaat untuk mereka ketahui. Secara insidental, pembaca paling mudah mengidentifikasikan diri jika cerita ditulis dalam bentuk orang ketiga cara kebanyakan fiksi ditulis.

Bertutur
Tulisan yang hidup memiliki irama dan nada berbincang yang baik. Memiliki suara. Kita bisa menghidupkan cerita yang membosankan dengan menulis sesuatu seperti kita sedang membicarakan sesuatu kepada seorang pembaca dengan bahasa dan ungkapan keseharian yang kita pakai untuk berbicara.
Tambahan :
Jika menulis cerita tetapi tidak selesai itu jauh lebih baik dari pada tidak menulis sama sekali. Menulis merupakan sebuah proses. Berlatih menulis seribu karakter (huruf), kemudian ditingkatkan menjadi dua ribu karakter, tiga ribu karakter, dan seterusnya. Jika tekun berlatih, kemampuan menulis panjang akan semakin meningkat.

Agar cerita dapat selesai saat ditulis, pilihlah tema yang paling disukai meskipun sekedar tulisan curhat. Misalnya pengalaman pribadi atau teman yang dibuat cerpen. Usahakan menyelesaikan alur ceritanya sampai 80%. Jika berhenti menulis, suatu saat dapat ditambah kekurangan yang 20%. Kalau baru 50% atau kurang, biasanya malas untuk menyelesaikan tulisan.

Menulislah dengan bebas, mengalir tanpa beban. Ikuti saja apa yang dikatakan didalam hati. Setelah selesai baru diedit tanda baca, dan kesalahan ketik. Sambil sesekali melihat EYD dan KBBI tentunya.

Jika anda sering melakukan praktik menulis, lambat laun karakter atau gaya penulisan anda akan muncul. Jika sudah begitu, rasanya membaca, diskusi dan menulis adalah rutinitas wajib yang harus anda lakukan tanpa beban dan menjadi sebuah kebutuhan anda.

Selamat Berproses.
Sumber referensi:

LPM Setara, 2012, Buku Panduan Anggota, LPMS Unswagati Cirebon

____________Arsip pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun