Bertutur
Tulisan yang hidup memiliki irama dan nada berbincang yang baik. Memiliki suara. Kita bisa menghidupkan cerita yang membosankan dengan menulis sesuatu seperti kita sedang membicarakan sesuatu kepada seorang pembaca dengan bahasa dan ungkapan keseharian yang kita pakai untuk berbicara.
Tambahan :
Jika menulis cerita tetapi tidak selesai itu jauh lebih baik dari pada tidak menulis sama sekali. Menulis merupakan sebuah proses. Berlatih menulis seribu karakter (huruf), kemudian ditingkatkan menjadi dua ribu karakter, tiga ribu karakter, dan seterusnya. Jika tekun berlatih, kemampuan menulis panjang akan semakin meningkat.
Agar cerita dapat selesai saat ditulis, pilihlah tema yang paling disukai meskipun sekedar tulisan curhat. Misalnya pengalaman pribadi atau teman yang dibuat cerpen. Usahakan menyelesaikan alur ceritanya sampai 80%. Jika berhenti menulis, suatu saat dapat ditambah kekurangan yang 20%. Kalau baru 50% atau kurang, biasanya malas untuk menyelesaikan tulisan.
Menulislah dengan bebas, mengalir tanpa beban. Ikuti saja apa yang dikatakan didalam hati. Setelah selesai baru diedit tanda baca, dan kesalahan ketik. Sambil sesekali melihat EYD dan KBBI tentunya.
Jika anda sering melakukan praktik menulis, lambat laun karakter atau gaya penulisan anda akan muncul. Jika sudah begitu, rasanya membaca, diskusi dan menulis adalah rutinitas wajib yang harus anda lakukan tanpa beban dan menjadi sebuah kebutuhan anda.
Selamat Berproses.
Sumber referensi:
LPM Setara, 2012, Buku Panduan Anggota, LPMS Unswagati Cirebon
____________Arsip pribadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H