Terdapat suatu artikel yang memperlihatkanbahwa masyarakat Jepang setelah ditimpa bencana pada tahun 2011, mereka tetapmengantre untuk mendapatkan persediaan makanan dan minuman hingga membuat suatuantrean yang panjang.  Coba bayangkanbila hal ini terjadi di Indonesia, mungkin saling rebut dan saling sikutterjadi ya?
Disalah satu negara Eropa, saat bermacet-macetan di jalan tol terdapat suatu halyang unik.  Mereka mengosongkan lajurtengah dan lebih memilih merapatkan mobilnya ke sisi jalan.  Kira-kira apa yang dipikirkan olehmereka? Â
Ya, lajur di tengah sengajadikosongkan untuk akses kendaraan yang sangat darurat seperti ambulans dandamkar agar mereka tepat waktu sampai tujuan.Â
Bagaimana bila terjadi di Indonesia ya? Jelas sekali jalan-jalan penuh dan kendaraan seperti ambulans maupundamkar kesulitan untuk akses jalan.  Inihanyalah bentuk kesadaran akan budaya mengantre yang akan sangat berarti bagiorang-orang dalam keadaan darurat.
Selaincontoh-contoh tersebut, tentunya kita pernah membaca ataupun mendengar sebuahcerita mengenai guru dan juga orang tua di Australia yang memiliki ketakutanjika anaknya tidak mampu mengantre dengan baik.Â
Bahkan ketakutannya ini dibandingkan dengan matematika yang biasanyamenjadi suatu hal yang harus dikuasai di sini. Mereka sangat khawatir bila anak-anaknya tidak bisa mengantre daripadatidak bisa matematika. Â
Jelas berbandingterbalik dengan kondisi di Indonesia yang menuntut anak-anak bisamatematika.  Mungkin dari kasus inimembuat suatu pertanyaan kembali kan? Mengapa orang tua dan guru di Australia bisa sekhawatir itu?  Dirangkum dari berbagai sumber yang ada,sebenarnya ada beberapa manfaat dari penerapan kegiatan mengantre yangseharunya menjadi suatu budaya, yaitu sebagai berikut.
1.    Melatih Mengendalikan Emosi
Saat sedangmengantre, tentunya kita akan bersabar menunggu datangnya giliran.  Kita tidak bisa menggerutu atau punmarah-marah tidak jelas jika pelayanan antreannya pun baik. Â
Sehingga dengan mengantre, kita dapat melatihmengendalikan emosi dengan baik agar lingkungan sekitar pun memberikan efekpositif saat mengantre.
2.    Belajar Menghormati Orang Lain
Mengantredapat digunakan sebagai sarana belajar menghormati orang lain?  Jawabannya adalah iya, karena saat mengantrekita tidak akan meyerobot dan juga tidak ingin diserobot. Â
Sehingga kita tidak akan semena-menamengambil hak orang lain saat mengantre dan merupakan suatu bentuk salingmenghormati.
3.    Belajar Manajemen Waktu
Suatu halyang membosankan saat mengantre, apalagi saat kita telat datang ke suatuantrean.  Sehingga kita akanberancang-ancang datang lebih awal agar lebih cepat dilayani dan tentunya agartidak menyebabkan efek domino akibat dari suatu keterlambatan. Â
Selain itu, waktu menunggu antrean pun dapatdikatakan waktu yang tidak produktif.  Akantetapi, bagi orang-orang yang menghargai waktu tentu menjadikan waktu mengantreini sebagai ajang mencari inspirasi maupun mengerjakan hal yang tidakterpikirkan oleh orang lain.
4.    Menumbuhkan Jiwa yang Disiplin dan Tertib
Sudahbarang tentu dalam suatu antrean akan ada orang-orang yang berbaris rapih.  Andaikan ada salah satu yang menyerobot, makakekacauan akan terjadi.  Sehingga jiwadisiplin dan tertib dari seseorang akan muncul dalam kegiatan mengantre.
5.    Memahami akan Konsekuensi
Pemahamanakan konsekuensi ini muncul bersama dengan kesadaran akan manajemen waktu yangdimilikinya. Â
Bila kita terlambat datangdan mendapatkan antrean paling belakang tentu konsekuensinya adalah menunggulebih lama lagi bukan?  Beda halnya jikadatang lebih awal.  Selain itu, kejujuranpun akan diuji saat menghadapi suatu antrean. Mungkin bisa dicoba sendiri?
6.    Sarana Bersosialisasi dan Melatih Komunikasi
Menunggudalam antrean memang tidak enak, tapi berbeda dengan orang yang menghargaiwaktunya.  Selain dapat mencariinspirasi, dalam suatu antrean kita dapat bersosialisasi dan berkomunikasidengan sesama pengantre.  Sehinggamengantre dapat menjadi sarana bersosialisasi dan melatih komunikasi setiaporang.
7.    Belajar Rasa Malu dan Keberanian
Mungkin iniagak aneh, tapi memang ada benarnya. Saat mengantre jika kita menyerobotantrean maka kita akan disalahkan dan akan timbul perasaan malu.  Selain itu, maka akan menumbuhkan keberanianyang menyatakan jikalau menyerebot antrean itu salah.
Kurang lebih manfaat yang diberikan mencakup hal-hal yang telahdiuraikan.  Memang manfaat yang diberikanteranggap seperti nilai-nilai dasar saja, tapi kalau sudah diberikan sejak usia dini bukankahdapat diingat dan terus terimplementasi hingga kapan pun. Â
Apalagi jika budaya mengantre ini menjadibagian dari kurikulum pendidikan di Indonesia. Terutama setelah tercetusnya slogan pendidikan karakter, tentunya akansangat mendukung slogan tersebut. Selain itu, keteraturan dan ketertiban akanterjamin di masa yang akan datang. Â
Mungkin juga Indonesia bisa menjadi negaramaju dengan menerapkan budaya mengantre yang baik dan benar.  Sebagai penutup dalam membahasantre-mengantre ini ada suatu hal yang patut kita kritisi juga, yaitu: "Gak malu sama bebek yang bisa ngantre denganbaik dan benar? Padahal mereka cuman bebek.".
Â
Referensi Bacaan:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H