Ciung Wanara dan Harian Banga (simpul Sunda Jawa) menikmati kedamaian tayuban dan Jaipong anak leluhurnya dalam sepoi Sungai Citanduy, mengalir dalam perjumpaan Kian Santang tetap memastikan petualangannya dalam perjumpaan sang Imam Ali melihat sang Prabu Siliwangi kini tenang dan Sungai Ciliwung berdamai dalam gawe tahunannnya karena memandang situs artefak gunung Padang terpelihara.
karena kami menikmati KKN desa pelangi mungkin lebih akseleratif dari pada "KKN desa penari" yang banyak versi pun kami tak mau larut dalam "layangan putus" karena sentuhan hubungannya tak seindah dapatkan kembali untuk di sambung dinaikkan dan menang.
Akhirnya sampai pula kami pada kenangan hamparan luas pesawahan dan onggokan sepeda tua, tempat berselancar kenal dunia juga boncegan jinak jinak merpati ukhtina, atau angkot mas Pur dalam bunyi orkestra kereotan, di sudut belakang tempat kami menaruh harapan. Dan tersadar adzan dhuhur mengingat tiket perjalanan balik kawan SN memanggil, stasiun Senen tempat sejuta sandaran dari Parcel, Gaya baru, Kertajaya hingga rona masinis Jayabaya Sembrani dalam merespon anak anak rantau trah Bung Tomo gelora 10 November.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H