Mohon tunggu...
Awaludin Syarif Abdulah
Awaludin Syarif Abdulah Mohon Tunggu... lainnya -

Dedikasi untuk negeri

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sampah dan kebiasaanya

11 September 2015   15:20 Diperbarui: 11 September 2015   15:40 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sudah hampir dua tahun lamanya merantau di Jakarta, cari kerja dan diterima kerja di Ibu kota. Dimulai dari nge-kos di Kemayoran, Kemang, dan akhirnya di Cilandak. Dan kos-kosan ini pula membawa banyak cerita tersendiri mengenai lingkungan dan gaya hidup di Jakarta. Dari lingkungan yang agak kumuh dengan banyak sampah di selokan, lingkungan agak elit dengan furniture yang lumayan, dan lingkungan yang menurut saya cukup merepresentasikan kampung saya dulu, hijau dan segar penuh pohon. Kesemuanya berbeda, namun satu hal yang sama setiap kali menyusuri jalan dari kosan ke kantor adalah sampah yang bertebangan dari balik jendela mobil. Apalagi keluar dari mobil mewah.

Sampah yang bertebangan di balik jendela mobil kebanyakan adalah tissue dan bungkus plastik makanan. Hampir setiap pagi atau pulang sore, ada saja sampah yang terbang dibalik jendela mobil. Okelah jika dari angkot atau kopaja itu mungkin sering dilihat, tapi anehnya frekuensi sampah dari mobil yang keren pun tak kalah juga. Saat naik motor, pernah ketutupan plastik indo*aret buangan dari mobil Innova. Hal lainnya, melihat tissue dibuang dari mobil Pajero. Lebih sering liat sampah terbang dari mobil Avanza atau Xenia.

Katanya tingkat pendidikan seseorang berpengaruh terhadap pola pikir seseorang, dan dapat mempengaruhi juga tingkat kesejahteraan seseorang. Makin berpendidikan seseorang, maka dia akan berpikir lebih jauh kedepan terhadap efek maupun imbas atas tindakan yang dilakukan saat ini. Semisal jika orang tersebut berpendidikan, maka dia akan memahami bahwa buang sampah sembarang adalah hal yang buruk. Punya efek negatif dan berakibat mencemari lingkungan. Pencemaran lingkungan dapat membahayakan kesehatan manusia. Dan sebagai manusia pastinya lebih memilih memiliki lingkungan yang bersih dan sehat. 

Yang pasti, orang yang berpendidikan tidak hanya egois mementingkan diri sendiri dan menganggap sebuah sampah yang dibuang tidak akan berpengaruh pada lingkungan. Pasti orang berpendidikan sadar bahwa satu sampah yang ia buang sembarangan turut memicu orang lain berpikir sama: " ah cuma satu" nah, kalo ada 100 orang yang berpikir sama, maka akan ada 100 sampah yang terbuang. 

Jadi menurut saya yang pasti orang berpendidikan:

1. Tidak buang sampah sembarangan

2. Tidak egois

3. Tidak buang sampah dari balik jendela mobil.

 

Dan saya yakin kalo orang-orang yang buang sampah sembarang dibalik kaca mobil baik mewah ataupun biasa adalah orang yang tak berpendidikan.

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun