Mohon tunggu...
Awaludin Rauf Firmansyah
Awaludin Rauf Firmansyah Mohon Tunggu... Teknisi - Educate Yourself - Penggemar Sepak Bola, Sejarah, dan Seni

Just Sharing

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Lebih Dekat dengan Tebu, si Tegak yang Tak Hanya Sekadar Manis

27 Juli 2022   20:48 Diperbarui: 30 Juli 2022   03:45 1185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
truk tebu antre (sumber gambar: faktualnews.co)

Sebagian besar masyarakat di Pulau Jawa, terkhusus di Jawa Timur tentu tidak asing dengan penampakan kendaraan yang lalu lalang secara "khas" seperti ini di bulan Mei hingga menjelang senja tahun.

Truk-truk colt diesel maupun gandeng ini menjadi sarana penyambung bahan baku bagi pabrik-pabrik gula sekaligus penyambung rezeki bagi baik sopir angkutan hingga pekerja pabriknya. 

Penggunaan truk semakin marak seiring dengan ditutup nya jalur lori/(kereta pengangkut tebu dari kebun) yang sudah ditinggalkan. 

Tebu ditebang, dan selanjutnya diangkut menggunakan truk-truk sedemikian rupa untuk dikirim ke pabrik gula dan bisa juga ke pengepul tebu yang ujung-ujungnya juga masuk pabrik gula yang sudah berumur puluhan hingga ratusan tahun.

Tebu sebagai bahan baku gula

truk tebu antre (sumber gambar: faktualnews.co)
truk tebu antre (sumber gambar: faktualnews.co)

Bicara soal tebu, rumput rumputan yang bernama latin Saccharum Oficinarum ini masih menjadi bahan baku utama gula kristal putih di Indonesia. 

Tumbuhan yang ketika masak bisa tumbuh tegak hingga 4 meter ini memiliki kandungan sukrosa sebagai sumber utama pembuatan gula kristal itu sendiri. 

Tebu di Indonesia pun memiliki varietas yang beragam dengan keunggulan nya masing-masing. Varietas tersebut, sesuai tipe kemasakannya dibagi menjadi tiga kelompok yakni varietas masak awal (PS881, PSBM 901, PSCO, PSJK, PS862).

Kemudian ada varietas masak tengah (PS882, GMP 1, BL, PS921), dan varietas masak akhir (PSDK 923, PS 864, GMP 2). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun