Marcos Alonso (2016/2017) : Pemain yang didatangkan dari Fiorentina ini sejatinya bukan nama baru di Liga Inggris. Jauh sebelum Hazard bergabung, mantan pemain akademi Real Madrid ini sudah mencicipi kerasnya Liga Inggris bersama Bolton dan Sunderland.
Hal itu membuatnya tak perlu lama beradaptasi lagi ketika kembali ke Britania bersama The Blues. Di musim perdananya ini, Alonso total tampil dalam 34 laga dengan torehan 6 gol, cukup menarik atensi fan akan kerinduan dengan sosok Ashley Cole.
Willian (2015/2016) : Musim tersebut menjadi musim yang cukup antiklimaks bagi The Blues. Tampil sebagai juara bertahan, nyatanya Chelsea harus tertatih-tatih di hampir semua kompetisi dan menjadi alasan utama dipecatnya Mourinho ketika itu.
Di sisi lain, Willian cukup sering menjadi penyelamat The Blues atas gol-gol pentingnya sekaligus menjaga marwah Chelsea sebagai tim dengan pemain sayap yang berbahaya.
Frank Lampard (2009/2010): Lampard barangkali menjadi gelandang pertama di era modern yang bisa mencetak lebih dari 20 gol dalam satu musim liga. Taktik dan Strategi brilian dari Ancelotti membuat peran Lampard lebih hidup baik sebagai penyuplai bola ke lini depan maupun menjadi juru gedor dari lini kedua.
N’golo Kante (2019/2020): Agak sulit nampaknya memilih antara Kante dan Jorginho. Akan tetapi peran, determinasi, dan kerja keras Kante patut diapresiasi dalam menjaga kedalaman lini tengah Chelsea.
Florent Malouda (2010/2011): Masih teringat pada dua musim era Carlo Ancelotti, Chelsea membentuk trio maut berisikan Didier Drogba, Anelka, dan Malouda sendiri. Di musim 2010/2011, Malouda tampil cukup dominan di sisi kiri lini depan The Blues. Bahkan di putaran pertama, Malouda sempat memimpin topskor Premier League bersama Berbatov.
Didier Drogba (2011/2012): Drogba barangkali menjadi pembelian terbaik Chelsea di era Abramovich. Berkat aksi magis dari penyerang berpaspor Pantai Gading ini, Chelsea menjadi kekuatan yang luar biasa di Eropa.
Setelah mencetak gol penentu vs Liverpool di Final Piala FA, Drogba membayar kegagalannya di final UCL vs United tahun 2008 (ya, drogba dikartu merah waktu itu) dengan menjadi mencetak gol penyama kedudukan dan berlanjut menjadi algojo penalti terakhir The Blues dalam kemenangan atas Bayern di Munich.