Mohon tunggu...
Awaludin Ridlo
Awaludin Ridlo Mohon Tunggu... Penulis - Hamba

Belajar menulis, mohon support dan bimbingannya :) Semoga bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lebih Baik

7 April 2024   07:28 Diperbarui: 7 April 2024   07:31 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di gelap malam, terjalin benang harap, Di sana, di hati, bersinar impian yang rapat.

Lebih baik menatap bintang di keheningan, Dari pada terjerumus di dalam kelamnya luka.

Lebih baik tersenyum, meski dalam duka, Daripada menangis, meratapi sunyi yang tiada berujung.

Lebih baik mencoba, walau tersandung di jalan, Daripada diam, terkubur dalam ketidakpastian.

Baca juga: Sanubari

Lebih baik merangkul, meski dalam jarak, Daripada menjauh, terlepas dalam sepi yang panjang.

Lebih baik terbuka, meski teriris oleh kata, Daripada terkekang, mengalami kehampaan yang tak terbendung.

Lebih baik mencintai, meski rentan tersakiti, Daripada tak mencoba, meratapi kekosongan dalam sendiri.

Lebih baik memaafkan, meski terluka di dalamnya, Daripada memendam dendam, membusuk dalam kebencian yang mematikan.

Lebih baik berjalan, walaupun berliku dan curam, Daripada berdiam, terperangkap dalam kegelapan yang menyesakkan.

Baca juga: Lukisan Rasa

Lebih baik hidup dengan penuh makna dan arti, Daripada mati dalam kesunyian yang tak bermakna.

Lebih baik berani, melangkah dengan keyakinan, Daripada takut, terperangkap dalam pengecut yang menghancurkan.

Lebih baik menjadi cahaya, meski hanya bercahaya kecil, Daripada menjadi bayang yang tak berujung dalam kegelapan.

Lebih baik menjadi diri sendiri, dengan segala kekurangan dan kelebihan, Daripada berpura-pura menjadi yang lain, kehilangan keaslian dalam perjalanan.

Lebih baik hidup dalam kejujuran, meski kadang menyakitkan, Daripada hidup dalam kepalsuan, menguburkan hati di dalam kepura-puraan.

Lebih baik menjadi manusia, berjalan dengan derita dan kegembiraan, Daripada menjadi batu, terjebak dalam kaku yang tak bergerak.

Lebih baik menjadi aliran sungai, mengalir dalam perjalanan hidup, Daripada menjadi danau yang diam, terhenti dalam stagnasi yang mematikan.

Lebih baik, teruslah berjalan, Menuju cahaya di ujung gelapnya lorong.

Lebih baik, percayalah pada diri sendiri, Karena di dalammu, terdapat kekuatan untuk terus maju.

Lebih baik... bukanlah akhir dari perjalanan, Melainkan awal dari kehidupan yang sejati dan berarti.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun