Di bawah sinar rembulan redup,
Dalam keheningan malam yang sunyi,
Kemanusiaan menangis dalam kelam,
Di hati yang terluka, tersirat pilu.
Dermawan jiwa terkurung dalam jeruji,
Tangisan mereka hanyut dalam sepi,
Di antara reruntuhan harapan yang pudar,
Hanya bayangan kesedihan yang setia.
Di tepi jalan, tersingkir oleh dunia,
Lelaki, perempuan, anak-anak yang terlunta,
Mereka yang ditinggalkan di balik kota,
Terperangkap dalam luka yang tak terucap.
Matahari terbenam, cahayanya memudar,
Menyisakan bayang-bayang kepedihan,
Dalam kegelapan, mereka meratap,
Hilang dalam kekosongan yang tak terucap.
Kemanusiaan, di mana letak belas kasihan?
Di mana suara belas simpati yang menggema?
Di balik senyum palsu dan tawa yang palsu,
Terhempaslah harapan, terabaikanlah cinta.
Di antara reruntuhan kehidupan yang hancur,
Kemanusiaan mencari sinar kebenaran,
Namun, terperangkap dalam gelap yang tak terpisah,
Tersisih dalam kepedihan yang tak terbendung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H