Mohon tunggu...
Awaludin Ridlo
Awaludin Ridlo Mohon Tunggu... Penulis - Hamba

Belajar menulis, mohon support dan bimbingannya :) Semoga bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Melankolis

31 Maret 2024   05:19 Diperbarui: 31 Maret 2024   05:26 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah lembayung senja yang merona

Alam berbisik lirih, memanggil jiwa yang sepi

Di antara rerimbunan pepohonan yang sunyi

Ada duka yang tersembunyi menyelimuti kesunyian

Angin berbisik pelan menyusuri lembah yang sunyi

Membawa cerita rindu dari pucuk daun yang gugur

Dalam senyap malam yang terpatri dalam keheningan

Hanya gemuruh samudra yang menjadi saksi bisu

Di tepian sungai yang mengalir tenang

Duduklah seorang penatap hampa merenungi kesendirian

Matahari terbenam mewarnai langit dengan kehampaan

Seakan mencoreng lukisan alam dengan kepedihan

Bunga-bunga merekah namun tak ada yang memetiknya

Rerumputan bergoyang namun tak ada yang mendengar

Alam menari dalam kesepian yang menghanyutkan

Menyisakan kesunyian yang meresap dalam jiwa

Dalam kerinduan yang tak tertandingi

Alam berbicara dalam bahasa kesedihan

Menyuarakan ragu yang mengalun dalam kehampaan

Membawa jiwa terbangun dalam kesendirian yang abadi

Di malam yang sunyi bintang-bintang berserak

Menyaksikan keluh kesah alam yang tak berujung

Dalam derap gelombang dan desiran angin

Kesedihan alam terukir dalam senyum malam yang sepi


Hanya dalam alam, kumohon duka terobati

Di antara rerimbunan pepohonan yang sunyi

Biarkanlah hati ini menyatu dengan kesunyian

Dalam alam kudapati kedamaian yang abadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun