Ragaku bergetar membentuk irama nada nyanyian sang pujangga
Disaat naluriku meraba-raba rasa
Yang sedang lukiskan halus-kasarnya perasaan dan lembut-kerasnya hati
Kuasku sudah memulai goresan pertamanya
Melukiskan rasa diatas kanvas putih nan suci
Aku berusaha memberikan warna terindah
Untuk kujadikan gambar pada hatinya
Yang masih belum terpatri cinta antara kita
Sedangkan mataku mengamati naluri yang mengukir angan lukisan itu
Membuat batinku melihat pesona rembulan yang dikagumi jagat gemintang
Kugambar bintang yang paling dekat dengan sang rembulan
Dengan warna paling elok nan istimewa
Diantara gemintang yang indah namun tak ciptakan cinta
Berharap kamu tahu bahwa aku akan selalu disisimu
Memberikan yang terindah dalam rasamu
Kuyakinkan dirimu setelah lukisan ini berbicara
Yang menuntunmu disaat matamu belum bisa melihat hati ini
Meluapkan cinta
Dengarlah bagaimana lukisan itu berbicara
Tanpa menyampaikan kata
Namun melimpahkan makna
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H