Mohon tunggu...
Awaludin Ridlo
Awaludin Ridlo Mohon Tunggu... Penulis - Hamba

Belajar menulis, mohon support dan bimbingannya :) Semoga bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Ramadan Bulan Al Quran #2

23 Maret 2024   05:25 Diperbarui: 23 Maret 2024   05:37 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
designed by art.ridd

Imam Syafi'i adalah ulama besar dalam agama Islam yang terkenal. Dia juga adalah pemimpin pembaharu agama yang muncul setiap 100 tahun sekali, serta pendiri dari salah satu mazhab fiqih yang terkenal diikuti banyak orang Muslim di Indonesia.

Nama lengkapnya adalah Abu Abdullah Muhammad bin Idris bin al-Abbas bin Utsman bin Syafi' bin as-Sa'ib bin Ubaid bin Abdu Yazid bin Hasyim bin al-Muthalib bin Abdu Manaf bin Qushay. Namun, kita lebih akrab memanggilnya Imam Syafi'i.

Imam Syafi'i lahir di Askelon (Askolan) Gaza, Palestina pada tahun 15 Hijriah. Setelah ayahnya meninggal saat dia masih kecil, ibunya membawa dia ke Mekah. Saat dewasa, dia pergi ke Baghdad dua kali, di mana dia mengembangkan pemikiran hukum Islamnya. Kemudian, dia pindah ke Mesir dan menetap di sana, di mana dia mengembangkan pemikiran hukum Islamnya yang baru.

Imam Syafi'i memiliki kecerdasan yang luar biasa sejak kecil. Dia sudah menghafal Al-Quran pada usia 7 tahun dan kitab al-Muwatha karya Imam Malik pada usia 10 tahun. Dia mampu memberikan fatwa pada usia 15 tahun setelah menghapal 10.000 hadis.

Dia sangat rajin dalam ibadahnya. Dia mengkhatamkan Al-Quran setiap hari, bahkan hingga 60 kali selama bulan Ramadan, selain dari bacaannya dalam shalat. Suaranya sangat merdu, sehingga orang-orang sering menangis mendengarnya.

Di malam hari, Imam Syafi'i selalu bangun di sepertiga malamnya untuk beribadah. Bahkan di akhir hidupnya, dia tetap menjaga kebiasaan ini.

Husain al-Karabisi pernah menceritakan pengalamannya, "Aku bermalam di tempat Imam asy-Syafi'i tidak hanya satu malam. Di sepertiga malam, ia selalu bangun. Ia tidak kurang membaca ayat 50, bahkan sampai 100 ayat. Tidaklah melewati ayat tentang rahmat kecuali memohon kepada Allah. Dan tidaklah melewati ayat tentang azab kecuali berlindung kepada-Nya." (Lihat: Yusuf bin Taghri, an-Nujum az-Zahirah fi Muluki Mishr, Kairo: Wizaratus-Tsaqafah, jilid II, halaman 176).

Imam Syafi'i meninggal di Fustath (Kairo) pada tahun 204 Hijriah dalam usia 54 tahun. Dia dimakamkan di kompleks pemakaman para wali di Kairo. Di sekitar makamnya, juga terdapat makam-makam ulama terkenal lainnya.

Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari kesungguhan Imam Syafi'i dalam ibadahnya dan mencintai Al-Quran seperti beliau, serta mendapatkan berkah dari ilmunya.

Dalam kisah-kisah lain dari suatu riwayat juga dijelaskan, bahwa salah seorang sahabat Nabi yang bernama Hudzaifah ikut bermakmum shalat dengan Rasulullah pada bulan Ramadan. Hudzaifah menuturkan, bahwa Nabi membaca surat al-Baqarah, an-Nisa, dan Ali 'Imran. Setiap bertemu ayat yang menjelaskan tentang ancaman, beliau berhenti dan berdoa agar dijauhkan dari ancaman itu.

Dalam riwayat lain juga dijelaskan, bahwa Qatadah (salah satu sahabat Nabi), mengkhatamkan Al-Qur'an sebanyak satu kali dalam tiap minggunya di bulan-bulan biasa. Pada bulan Ramadan ditingkatkan menjadi satu kali khatam dalam tiga hari sekali. Sementara memasuki sepuluh hari terakhir bulan Ramadan, Qatadah mengkhatamkan satu kali pada setiap malamnya.

Dikisahkan juga, selain Imam Syafi'i yang mengkhatamkan Al-Qur'an sebanyak enam puluh kali saat bulan Ramadan. Imam Malik menyudahi aktivitas mengajarnya pada bulan Ramadan untuk dialih fokuskan membaca Al-Qur'an.

Sufyan at-Tsauri (w 778 M), ulama yang setara kelimuannya dengan Imam empat (Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi'i dan Imam Ahmad bin Hanbal), akan meninggalkan ibadah-ibadah sunnah selama bulan Ramadan, untuk diganti fokus membaca Al-Qur'an.

Zubaid bin Harits al-Yami, ulama ahli hadits dari kalangan tabi'in, ketika memasuki bulan Ramadan akan mengumpulkan banyak Al-Qur'an, guna dibaca bersama murid-muridnya. Masih banyak sekali riwayat yang menjelaskan perhatian ulama untuk membaca Al-Qur'an pada bulan Ramadan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun