Mohon tunggu...
Awaludin Ridlo
Awaludin Ridlo Mohon Tunggu... Penulis - Hamba

Belajar menulis, mohon support dan bimbingannya :) Semoga bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Puasamu Ibadahmu, Takjilmu juga Takjilku

18 Maret 2024   06:34 Diperbarui: 18 Maret 2024   06:53 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bulan Ramadan tidak hanya menjadi momen istimewa bagi umat Muslim, tetapi juga membawa semangat kebersamaan di antara semua lapisan masyarakat, termasuk warga non-Islam. Salah satu tradisi yang menjadi bagian dari kehidupan Ramadan adalah berburu takjil, dan hal ini tidak hanya dilakukan oleh umat Muslim, tetapi juga disambut dengan antusias oleh warga non-Islam. 

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi keindahan kebersamaan saat semua orang, tanpa memandang latar belakang agama, berbagi kebahagiaan di bulan Ramadan.

Bulan Ramadan memperkuat kebersamaan dan kebahagiaan bersama dan selalu menjadi momen yang dinanti-nantikan oleh umat Muslim di seluruh dunia. Namun, semangat kebersamaan yang ditunjukkan oleh seluruh masyarakat, termasuk warga non-Islam, menjadikan Ramadan lebih berarti dan memperkuat rasa persaudaraan di tengah-tengah keragaman. 

Salah satu kegiatan yang menjadi ikon Ramadan adalah berburu takjil di waktu berbuka puasa, dan ini bukan hanya milik umat Muslim, tetapi juga menjadi kesempatan bagi semua orang untuk bersatu dalam kebahagiaan.

Berburu takjil merupakan salah satu momen yang paling dinanti-nantikan oleh umat Muslim setiap tahunnya. Namun, yang membuatnya semakin istimewa adalah ketika warga non-Islam juga turut serta dalam kegiatan ini. Mereka ikut menyumbangkan takjil, berbagi hidangan berbuka puasa, atau bahkan membantu membagikan takjil kepada umat Muslim yang berpuasa. 

Tindakan ini tidak hanya menciptakan atmosfer kehangatan dan kebersamaan, tetapi juga menjadi bentuk nyata toleransi dan saling menghormati antar umat beragama.

Akhir-akhir ini ramai di media sosial tentang unggahan beberapa orang non-Islam yang turut serta untuk berburu takjil.

Melalui media sosial X beberapa cuitannya membuat seru dan gemesh bagi para pembacanya misal cuitan dari akun @ImKC "Halelluya Ramadhan Kareem. Takjil we're coming! Surga makanan enak murah mantap bertebaran di mana-mana hanya ada pas bulan puasa tiba," tulis dengan berbagai emoji gembira.

"Untukmu agamamu, untukku jatah takjilmu," cuit akun lainnya disisipi emoji tertawa.

Selanjutnya akun bernama @Ziabbywoo mengungkapkan, setiap Ramadhan tiba dia dan saudara-saudaranya berbondong-bondong memborong takjil dari pukul 15.00 sore. Alasannya karena takut kehabisan dan menghindari jalanan yang macet oleh orang yang sama-sama berburu takjil. Ia juga sampai menawarkan jasa titip (jastip) bagi mereka yang takut kehabisan takjil.

"Gue nonis dan gue pemburu takjil barisan terdepan. Jam 3 sore udah siap-siap keluar berburu takjil soalnya jarang-jarang nder ada jual takjil enak-enak di luar bulan puasa. Jadi yaudah borong aja. Mau nitip gak nder?," tulisnya.

Cuitan tersebut kemudian ditimpali oleh akun @martabakkismis yang menyarankan para pemburu takjil untuk menyimpan nomor kontak pedagangnya.

"Kurang effort apa aku sampe minta WA ibu-ibu yang jual kolak sama lontong biar disisain. Soalnya jam setengah 4 aja kadang udah ludes," cuitnya sembari dibubuhi emot menangis.

Alih-alih ribut karena urusan takjil, umat Islam justru merasa senang dan bahagia. Sebab, keberkahan Ramadhan ternyata dirasakan juga oleh penganut agama lain. Hal itu menunjukkan sisi harmonis dalam keberagaman beragama.

"Kami umat Islam senang karena Ramadhan untuk semua. Semua orang bisa kebagian berkahnnya, pedagang, teman-teman muslim yang puasa, teman-teman nonis juga. Kita senang. Ayo war (perang) berburu takjil sama-sama," tulis akun @lelenleni.

Ada juga yang mengatakan bahwa aksi berburu takjil Ramadhan sama dengan membantu meningkatkan perekonomian pedagang usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

"Indahnya toleransi. Ayo sikat takjil sama-sama. Kalian turut membantu perekonomian umkm tetap muter," tutur akun @ashalina.

"Puasamu Ibadahmu, Takjilmu juga Takjilku"

Masyarakat non-Islam yang turut berburu takjil selama bulan Ramadan adalah bukti bahwa kebersamaan dan kebahagiaan tidak mengenal batas-batas agama. Di tengah-tengah perbedaan keyakinan, bulan Ramadan menjadi momentum yang mengingatkan kita akan pentingnya saling menghormati, saling mencintai, dan saling membantu satu sama lain. Ketika semua orang berbagi dalam kegembiraan Ramadan, suasana harmoni dan persatuan pun terwujud melalui Islam yang rahmatan lil 'alamin.

Ungkapan dari netizen tersebut menjadi bukti bahwa Ramadan bukan hanya tentang ibadah dan puasa bagi umat Muslim, tetapi juga tentang kebersamaan, persaudaraan, dan toleransi di antara semua masyarakat. Ketika warga non-Islam juga turut serta dalam berburu takjil, mereka tidak hanya menyemarakkan bulan Ramadan, tetapi juga menguatkan ikatan persaudaraan di tengah-tengah keberagaman. Marilah kita semua merayakan Ramadan dengan semangat kebersamaan dan saling menghormati, sehingga keindahan bulan suci ini dapat dirasakan oleh semua orang, tanpa terkecuali.

Kehadiran warga non-Islam dalam berburu takjil di bulan Ramadan, yang ramai diperbincangkan di media sosial, merupakan bukti konkret bahwa semangat kebersamaan dan toleransi masih kuat di tengah-tengah masyarakat. 

Mari terus kita dukung dan promosikan pesan-pesan kebhinekaan melalui media sosial, sehingga semangat persaudaraan dan harmoni antar umat beragama dapat terus tumbuh dan berkembang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun