Mohon tunggu...
Awaludin Ridlo
Awaludin Ridlo Mohon Tunggu... Penulis - Hamba

Belajar menulis, mohon support dan bimbingannya :) Semoga bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Hikmah Puasa Ramadan Terhadap Kehidupan Sosial

13 Maret 2024   06:32 Diperbarui: 13 Maret 2024   06:46 1135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lemahnya diri dan besarnya pertolongan Allah SWT, dengan berpuasa, seseorang sadar bahwa ia adalah makhluk yang lemah. Bahkan jika dia memiliki kekuasaan, kekayaan, atau kewenangan di dunia, saat berpuasa dia merasakan kelemahan tubuhnya dan menerima bermacam-macam godaan. Ini membuatnya menyadari bahwa kekuatan sejatinya hanya berasal dari Allah. kemudian pertolongan datang ketika azan maghrib berkumandang, dan seseorang menyadari bahwa kekuatan sejati hanya datang dari Allah. Kesadaran ini membuatnya berhati-hati dalam setiap tindakannya, sehingga perbuatannya membawa rahmat bagi alam semesta.

Dalam berkomunikasi, masalah bau mulut pada orang yang sedang berpuasa telah menjadi perhatian. Banyak iklan yang menawarkan solusi untuk menghilangkan bau tersebut. Namun sebenarnya, bau mulut pada orang yang berpuasa memiliki makna yang lebih dalam. Hal ini mengingatkan mereka untuk berhati-hati dalam berkata-kata, terutama dalam hal menghina atau memfitnah orang lain.

Bau mulut ini seperti sebuah simbol, mengingatkan bahwa tindakan menghina atau memfitnah juga bisa menjadi sesuatu yang memalukan. Allah memberikan hal ini sebagai pengingat agar mereka tidak melakukan hal yang sama pada orang lain. Kesadaran ini membuat mereka menjauh dari perilaku yang merendahkan diri sendiri dan orang lain di sekitarnya.

Rasulullah Saw. pernah bersabda "bahwa bau mulut orang yang berpuasa di akhirat akan menjadi harum seperti minyak miski". Banyak orang menerima pernyataan ini secara literal dan tidak memahaminya secara kontekstual. Namun sebenarnya, maksud hadis tersebut adalah untuk menjaga perkataan agar selalu baik dan menghindari menghina orang lain. Hal ini diperkuat dengan hadis lain yang menegaskan bahwa orang yang beriman harus berkata-kata yang baik atau lebih baik diam. 

Dari beberapa hikmah puasa Ramadan di atas telah mengantarkan seorang hamba untuk berakhlak mulia dalam setiap perbuatannya sehingga menjadi teladan bagi setiap makhluk Allah SWT. Akhlak menjadi tujuan utama seorang hamba dalam beragama karena akhlak dapat menentukan hasil dari perbuatannya. Bila baik akhlaknya maka baik pula hasil perbuatannya dan kebahagiaan yang akan dirasakan oleh seorang hamba. Sebaliknya, bila buruk akhlaknya maka buruk pula hasil perbuatannya. Oleh karena itu, seorang hamba harus menyadari bahwa seorang hamba memiliki kehinaan, dan dengan berpuasa ia mendapat kehormatan dari Allah SWT yang Maha Rahman, amin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun