Pengambilan Keputusan sebagai pemimpin pembelajaran
Guru sebagai pemimpin pembelajaran di sekolah hendaknya dapat mengambil keputusan-keputusan strategis yang berdampak pada murid, komunitas sekolah dan lingkungan. Keputusan strategis tersebut harus didasarkan pada beberapa pertimbangan sehingga tidak menimbulkan masalah di kemudian hari dan bermanfaat dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Dalam langkah pengambilan keputusan, setidaknya ada 3 nilai yang harus diperhatikan oleh seorang pemimpin pembelajaran.pertama :Â mengambi keputusan yang didasarkan demi kebaikan orang banyak, kedua :Â didasarkan pada prinsip-prinsip atau nilai-nilai dalam diri anda, dan ketiga :Â didasarkan pada harapan orang lain akan bertindak kepada anda.
Seorang pemimpin pembelajaran dalam pengambilan keputusan selain memperhatikan nilai-nilai, juga harus dapat menginplementasikan 3 prinsip pengambilan keputusan, ketiga prinsip ini yang seringkali membantu  dalam menghadapi pilihan-pilihan yang penuh tantangan, yang harus dihadapi pada dunia saat ini. (Kidder, 2009, hal 144). Ketiga prinsip tersebut adalah:
- Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
- Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
- Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
Keputusan yang telah diambil seorang pemimpin pembelajaran akan dikatakan keputusan strategis bila telah melalui Uji Pengambilan Keputusan, adapun tahapan ujinya adalah sebagai berikut :Â
1. Uji LegalÂ
Pertanyaan penting di uji ini adalah apakah ada aspek pelanggaran hukum dalam situasi itu? Bila jawabannya adalah iya, maka situasi yang ada bukanlah antara benar lawan benar (dilema etika), namun antara benar lawan salah (bujukan moral). Keputusan yang harus diambil dalam situasi adalah pilihan antara mematuhi hukum atau tidak, dan keputusan ini bukan keputusan yang berhubungan dengan moral.Â
2. Uji Regulasi/Standar ProfesionalÂ
Bila situasi yang dihadapi adalah dilema etika, dan tidak ada aspek pelanggaran hukum di dalamnya, mari kita uji, apakah ada pelanggaran peraturan atau kode etik di dalamnya. Konflik yang terjadi pada seorang wartawan yang harus melindungi sumber beritanya, seorang agen real estate yang tahu bahwa seorang calon pembeli potensial sebelumnya telah dihubungi oleh koleganya? Anda tidak bisa dihukum karena melanggar kode etik profesi Anda, tapi Anda akan kehilangan respek sehubungan dengan profesi Anda.Â
3. Uji IntuisiÂ
Langkah ini mengandalkan tingkatan perasaan dan intuisi Anda dalam merasakan apakah ada yang salah dengan situasi ini. Apakah tindakan ini mengandung hal-hal yang akan membuat Anda merasa dicurigai. Uji intuisi ini akan mempertanyakan apakah tindakan ini sejalan atau berlawanan dengan nilai-nilai yang Anda yakini. Walaupun mungkin Anda tidak bisa dengan jelas dan langsung menunjuk permasalahannya ada di mana. Langkah ini, untuk banyak orang, sangat umum dan bisa diandalkan untuk melihat dilema etika yang melibatkan dua nilai yang sama-sama benar.
4. Uji PublikasiÂ
Apa yang Anda akan rasakan bila keputusan ini dipublikasikan di media cetak maupun elektronik dan menjadi viral di media sosial. Sesuatu yang Anda anggap merupakan ranah pribadi Anda tiba-tiba menjadi konsumsi publik? Coba Anda bayangkan bila hal itu terjadi. Bila Anda merasa tidak nyaman kemungkinan besar Anda sedang menghadapi benar situasi benar lawan salah atau bujukan moral.Â
5. Uji Panutan/IdolaÂ
Dalam langkah ini, Anda akan membayangkan apa yang akan dilakukan oleh seseorang yang merupakan panutan Anda, misalnya ibu Anda. Tentunya di sini fokusnya bukanlah pada ibu Anda, namun keputusan apa yang kira-kira akan beliau ambil, karena beliau adalah orang yang menyayangi Anda dan orang yang sangat berarti bagi Anda. Yang perlu dicatat dari kelima uji keputusan tadi, ada tiga uji yang sejalan dengan prinsip pengambilan keputusan yaitu: Uji Intuisi berhubungan dengan berpikir berbasis peraturan (Rule-Based Thinking) yang tidak bertanya tentang konsekuensi tapi bertanya tentang prinsip-prinsip yang mendalam. Uji publikasi, sebaliknya, berhubungan dengan berpikir berbasis hasil akhir (Ends-Based Thinking) yang mementingkan hasil akhir. Uji Panutan/Idola berhubungan dengan prinsip berpikir berbasis rasa peduli (CareBased Thinking), dimana ini berhubungan dengan golden rule yang meminta Anda meletakkan diri Anda pada posisi orang lain. Bila situasi dilema etika yang Anda hadapi, gagal di salah satu uji keputusan tersebut atau bahkan lebih dari satu, maka sebaiknya jangan mengambil resiko membuat keputusan yang membahayakan atau merugikan diri Anda karena situasi yang Anda hadapi bukanlah situasi moral dilema, namun bujukan moral.Â
Demontrasi KontekstualÂ
Berikut saya akan paparkan demontrasi kontekstual berdasarkan pertanyaan pemantik :
1. Bagaimana Anda nanti akan mentransfer dan menerapkan pengetahuan yang Anda dapatkan di program guru penggerak ini di sekolah/lingkungan asal Anda?
Jawab : untuk dapat mentransfer pengetahuan yang saya dapat di pendidikan guru penggerak, saya akan menerapkan 3 prinsip pengambilan keputusan dengan memperhatikan beberapa langkah pengujian pengmabilan keputusan, dalam hal ini saya akan mensosialisakan teknik pengambilan keputusan kepada rekan sejawat atau komintas belajar, dan mendorong mereka untuk mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Apa langkah-langkah awal yang akan Anda lakukan untuk memulai mengambil keputusan berdasarkan pemimpin pembelajaran?
Jawab : langkah awal yang akan saya lakukan untuk memulai mengambil keputusan adalah mengidentifikasi masalah, jika pada kasus ditemukan adalah kasus dilema etika (benar vs benar) maka akan melakukan tahapan beberapa langkah pengujian keputusan, tetapi jika yang dihadapi adalah kasus bujukan moral (benar vs salah) maka langkahnya adalah melalui investigasi opsi trilema dimana dalam mengambil keputusan, seringkali ada 2 pilihan yang bisa kita pilih. Terkadang kita perlu mencari opsi di luar dari 2 pilihan yang sudah ada. Kita bisa bertanya pada diri kita, apakah ada cara untuk berkompromi dalam situasi ini. Terkadang akan muncul sebuah penyelesaian yang kreatif dan tidak terpikir sebelumnya yang bisa saja muncul di tengah-tengah kebingungan menyelesaikan masalah.
3. Mulai kapan Anda akan menerapkan langkah-langkah tersebut, hari ini, besok, minggu depan, hari apa? Catat rencana Anda, sehingga Anda tidak lupa.
Jawab : Rencana yang akan saya lakukan untuk mensosialisaikan teknik pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran pada rekan sejawat/komintas praktisi di sekolah adalah pada bulan Oktober 2021, sosialisai ini akan di sertai bimbingan dan pendampingan sekaligus coaching dengan teknis non formal, diharapkan suasana tidak menjadi kaku.
4. Siapa yang akan menjadi pendamping Anda, dalam menjalankan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran? Seseorang yang akan menjadi teman diskusi Anda untuk menentukan apakah langkah-langkah yang Anda ambil telah tepat dan efektif.
Jawab : Seseorang yang akan mendampingi project yang akan saya laksanakan adalah tentu saja pendamping praktek pada program Pendidikan Guru Penggerak dengan berkoordinasi dengan kepala sekolah dan melibatkan teman sejawat, dalam implementasinya saran dan masukan dari semua yang terlibat merupakan hal yang sangat penting dalam upaya memaksimalkan hasil atau tujuan yang diharapkan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI