Mohon tunggu...
AWALUDIN SPd
AWALUDIN SPd Mohon Tunggu... Guru - Asli

Calon Guru Penggerak Angkatan 2 Kab. Pandeglang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Demonstrasi Kontekstual Modul 3.1

8 Oktober 2021   11:42 Diperbarui: 8 Oktober 2021   12:36 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengambilan Keputusan sebagai pemimpin pembelajaran

Guru sebagai pemimpin pembelajaran di sekolah hendaknya dapat mengambil keputusan-keputusan strategis yang berdampak pada murid, komunitas sekolah dan lingkungan. Keputusan strategis tersebut harus didasarkan pada beberapa pertimbangan sehingga tidak menimbulkan masalah di kemudian hari dan bermanfaat dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Dalam langkah pengambilan keputusan, setidaknya ada 3 nilai yang harus diperhatikan oleh seorang pemimpin pembelajaran.pertama : mengambi keputusan yang didasarkan demi kebaikan orang banyak, kedua : didasarkan pada prinsip-prinsip atau nilai-nilai dalam diri anda, dan ketiga : didasarkan pada harapan orang lain akan bertindak kepada anda.

Seorang pemimpin pembelajaran dalam pengambilan keputusan selain memperhatikan nilai-nilai, juga harus dapat menginplementasikan 3 prinsip pengambilan keputusan, ketiga prinsip ini yang seringkali membantu  dalam menghadapi pilihan-pilihan yang penuh tantangan, yang harus dihadapi pada dunia saat ini. (Kidder, 2009, hal 144). Ketiga prinsip tersebut adalah:

  1. Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
  2. Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
  3. Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

Keputusan yang telah diambil seorang pemimpin pembelajaran akan dikatakan keputusan strategis bila telah melalui Uji Pengambilan Keputusan, adapun tahapan ujinya adalah sebagai berikut : 

1. Uji Legal 

Pertanyaan penting di uji ini adalah apakah ada aspek pelanggaran hukum dalam situasi itu? Bila jawabannya adalah iya, maka situasi yang ada bukanlah antara benar lawan benar (dilema etika), namun antara benar lawan salah (bujukan moral). Keputusan yang harus diambil dalam situasi adalah pilihan antara mematuhi hukum atau tidak, dan keputusan ini bukan keputusan yang berhubungan dengan moral. 

2. Uji Regulasi/Standar Profesional 

Bila situasi yang dihadapi adalah dilema etika, dan tidak ada aspek pelanggaran hukum di dalamnya, mari kita uji, apakah ada pelanggaran peraturan atau kode etik di dalamnya. Konflik yang terjadi pada seorang wartawan yang harus melindungi sumber beritanya, seorang agen real estate yang tahu bahwa seorang calon pembeli potensial sebelumnya telah dihubungi oleh koleganya? Anda tidak bisa dihukum karena melanggar kode etik profesi Anda, tapi Anda akan kehilangan respek sehubungan dengan profesi Anda. 

3. Uji Intuisi 

Langkah ini mengandalkan tingkatan perasaan dan intuisi Anda dalam merasakan apakah ada yang salah dengan situasi ini. Apakah tindakan ini mengandung hal-hal yang akan membuat Anda merasa dicurigai. Uji intuisi ini akan mempertanyakan apakah tindakan ini sejalan atau berlawanan dengan nilai-nilai yang Anda yakini. Walaupun mungkin Anda tidak bisa dengan jelas dan langsung menunjuk permasalahannya ada di mana. Langkah ini, untuk banyak orang, sangat umum dan bisa diandalkan untuk melihat dilema etika yang melibatkan dua nilai yang sama-sama benar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun