Jika kampus sedemikian monoton dan "menakutkan", bagaimana yang lain? Bukankah guru-guru di berbagai lembaga pendidikan itu adalah mereka yang menghabiskan waktunya bertahun-tahun di kampus?.Â
Kurikulum terus mengalami perubahan dari masa ke masa. Tapi, bagaimana ia diterapkan dengan baik dan benar, sering kali diabaikan. Akhirnya pendidik sibuk dengan administratif, bukan sungguh-sungguh mempelajari kurikulumnya pendidikannya.
Padahal jika dibaca dengan sungguh-sungguh, kurikulum merdeka hadir mewujudkan kelas yang menggembirakan. Sekolah dan siswa lebih merdeka dalam menentukan pembelajaran, lebih relevan karena pembelajaran yang kontekstual, serta lebih interaktif dalam ruang kelas.Â
Hal yang paling mendasar untuk mewujudkan kelas yang menggembirakan ini adalah memulainya dari hal yang kecil. Mengurangi durasi metode ceramah adalah salah satunya. Bukan karena metode ini jelek, melainkan cara seperti ini tidak dapat menciptakan siswa yang kritis dan membuat kelas monoton, efeknya menjadikan peserta didik bosan. Setelah itu, pendidik dapat lebih variatif dalam menggunakan pendekatan pembelajaran.
Tidak akan ada peradaban maju tanpa pendidikan yang baik, mewujudkan pendidikan yang lebih baik harus dengan perubahan yang besar. Perubahan yang besar itu dapat dimulai dari hal-hal kecil dan itu dapat dimulai dari ruang kelas. Mari mewujudkan kelas yang menggembirakan.Â
