Mohon tunggu...
Awaluddin aceh
Awaluddin aceh Mohon Tunggu... Guru - Guru Sejarah di SMAN 1 Kluet Timur

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Di Ujung Jalan Harapan

14 Oktober 2024   04:54 Diperbarui: 14 Oktober 2024   05:28 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di ujung senja yang kian memudar,
Langit pun menangis dalam sepi tak terujar,
Cobaan datang bak ombak yang tak pernah surut,
Menenggelamkan jiwa dalam kelam yang membut.

Setiap langkah terasa berat,
Beban hidup menggantung di punggung yang penat,
Duka berderet tanpa jeda,
Seolah bahagia tak lagi ada.

Kulelah bertanya pada malam,
Mengapa hidup tak memberi ruang untuk damai datang?
Adakah fajar yang akan terbit?
Atau aku hanya terjebak dalam gelap tanpa limit?

Namun meski tanganku gemetar menahan luka,
Hatiku berbisik, walau nyaris pudar suaranya,
Mungkin di balik awan kelabu,
Ada mentari yang bersiap menyapa waktu.

Sungguh, kutahu keputusasaan takkan lama bertahan,
Cobaan hanyalah pintu menuju kekuatan.
Dan di saat air mata tak lagi mengalir,
Kusadar, ada harapan yang siap lahir.

Py Laba, 13 Oktober 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Senyum Burung Pipit

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun