Mohon tunggu...
Awaluddin aceh
Awaluddin aceh Mohon Tunggu... Guru - Guru Sejarah di SMAN 1 Kluet Timur

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Tuhan Tidak Membenci Orang Miskin, Tidak Juga Lebih Menyayangi Orang Kaya

7 Oktober 2024   21:58 Diperbarui: 7 Oktober 2024   23:51 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sementara itu, orang miskin harus menjaga dirinya dari rasa putus asa, iri hati, dan rasa tidak bersyukur.

Dalam ajaran Islam, keseimbangan antara dunia dan akhirat sangat ditekankan. Allah berfirman, "Carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi" (QS. Al-Qasas: 77). 

Ayat ini menegaskan bahwa meskipun kekayaan duniawi bukan tujuan utama, namun manusia tetap harus memanfaatkannya untuk kebaikan, baik untuk dirinya maupun orang lain.

Kemiskinan dan Kekayaan: Bukan Takdir yang Tetap

Kekayaan dan kemiskinan bukanlah sesuatu yang mutlak dan tidak bisa diubah. Dalam banyak kasus, seseorang yang dulunya miskin bisa menjadi kaya karena kerja keras, tekad, dan doa. Sebaliknya, seseorang yang kaya bisa saja kehilangan kekayaannya karena tidak bijak dalam mengelolanya. 

Oleh karena itu, baik kekayaan maupun kemiskinan adalah kondisi yang dinamis, dan keduanya bisa berubah seiring waktu.

Penting untuk diingat bahwa Tuhan melihat usaha dan niat seseorang, bukan hanya hasil akhirnya. Orang miskin yang berusaha keras untuk memperbaiki hidupnya, meskipun belum berhasil secara materi, tetap akan mendapatkan pahala di sisi Tuhan. Begitu pula orang kaya yang bekerja keras, tetapi tetap dermawan dan rendah hati, akan dihargai atas perbuatannya.

Penutup: Keadilan Tuhan

Pada akhirnya, kekayaan dan kemiskinan tidak menentukan kasih sayang Tuhan. Tuhan Maha Adil dan tidak membedakan manusia berdasarkan harta mereka, melainkan berdasarkan amal dan perbuatan mereka. 

Orang yang kaya dan orang yang miskin sama-sama memiliki tanggung jawab spiritual untuk menjaga hubungan mereka dengan Tuhan dan sesama.

Kaya atau miskin, setiap manusia harus berusaha menjadi hamba yang baik dengan menjalani kehidupan sesuai dengan perintah-Nya. Orang kaya diberi kesempatan untuk berbagi rezeki dan membantu sesama, sedangkan orang miskin diberi kesempatan untuk menunjukkan kesabaran dan keteguhan hati. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun