Mohon tunggu...
Awaluddin aceh
Awaluddin aceh Mohon Tunggu... Guru - Guru Sejarah di SMAN 1 Kluet Timur

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Menghadapi Pasangan yang Terlalu Mendominasi, Membangun Hubungan yang Sehat dan Seimbang

7 Oktober 2024   09:28 Diperbarui: 7 Oktober 2024   09:28 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber gambar: https://www.detik.com)

Menghadapi pasangan yang mendominasi membutuhkan keberanian, kesabaran, dan keterampilan komunikasi yang baik. Berikut beberapa strategi yang bisa dilakukan untuk menghadapi situasi ini:

  1. Bersikap Jujur dan Terbuka: Salah satu langkah pertama yang penting adalah membicarakan masalah ini secara jujur dengan pasangan. Pilih waktu yang tepat untuk berbicara dengan tenang dan sampaikan perasaan Anda tanpa menyalahkan pasangan. Fokuslah pada dampak yang Anda rasakan daripada menuduh pasangan Anda mendominasi. Misalnya, Anda bisa mengatakan, "Saya merasa terkadang pendapat saya tidak diperhitungkan dalam pengambilan keputusan, dan itu membuat saya tidak nyaman."
  2. Tetapkan Batasan yang Jelas: Setelah mendiskusikan masalah, penting untuk menetapkan batasan yang jelas dalam hubungan. Jelaskan kepada pasangan hal-hal apa yang Anda anggap tidak dapat ditoleransi, seperti pengambilan keputusan sepihak atau kurangnya rasa hormat terhadap pendapat Anda. Memiliki batasan yang jelas dapat membantu mencegah perilaku dominasi terulang.
  3. Meningkatkan Keterampilan Komunikasi: Komunikasi yang baik adalah kunci untuk menyelesaikan masalah dalam hubungan. Anda dan pasangan mungkin perlu belajar bagaimana berkomunikasi secara lebih efektif. Ini bisa termasuk berbicara dengan cara yang lebih asertif, mendengarkan satu sama lain tanpa menginterupsi, dan memahami sudut pandang masing-masing.
  4. Mengambil Keputusan Bersama: Salah satu cara untuk menyeimbangkan hubungan adalah dengan memastikan bahwa setiap keputusan penting dibuat bersama. Ini bisa dimulai dengan hal-hal kecil, seperti memutuskan aktivitas apa yang akan dilakukan bersama, hingga keputusan yang lebih besar seperti urusan finansial atau masa depan hubungan.
  5. Dukungan dari Luar: Jika Anda merasa kesulitan untuk mengatasi situasi ini sendiri, jangan ragu untuk mencari bantuan dari pihak ketiga, seperti konselor pernikahan atau ahli hubungan. Mereka dapat membantu Anda dan pasangan memahami pola hubungan yang tidak sehat dan memberikan panduan untuk menciptakan hubungan yang lebih seimbang.
  6. Meningkatkan Kesejahteraan Pribadi: Penting untuk tidak melupakan kesejahteraan diri sendiri saat menghadapi pasangan yang mendominasi. Luangkan waktu untuk mengejar minat dan hobi pribadi, jaga kesehatan mental, dan berusaha tetap mandiri. Dengan menjaga kesejahteraan pribadi, Anda dapat lebih mudah menghadapi tantangan dalam hubungan.

Menjalin Hubungan yang Sehat dan Seimbang

Dalam hubungan yang sehat, kedua belah pihak harus merasa dihormati dan didengar. Hal ini tidak berarti bahwa setiap keputusan harus selalu disetujui oleh kedua belah pihak, namun penting untuk ada ruang bagi kompromi dan pertimbangan. Hubungan yang sehat juga membutuhkan komunikasi terbuka, pengertian, dan keinginan untuk tumbuh bersama.

Jika Anda berada dalam hubungan di mana pasangan mendominasi, penting untuk memahami bahwa perubahan memerlukan waktu dan upaya dari kedua belah pihak. Bersikap sabar dan konsisten dalam memperjuangkan keseimbangan adalah langkah yang penting. Namun, jika situasi tidak berubah meski sudah ada upaya untuk memperbaikinya, mungkin Anda perlu mempertimbangkan kembali apakah hubungan tersebut layak dipertahankan atau tidak.

Kesimpulan

Menghadapi pasangan yang terlalu mendominasi memang bukan hal yang mudah, tetapi bukan berarti tidak bisa diatasi. Dengan komunikasi yang terbuka, menetapkan batasan yang jelas, dan berusaha membangun hubungan yang lebih seimbang, Anda dapat menciptakan dinamika yang lebih sehat dalam hubungan. Ingatlah bahwa hubungan yang baik adalah hubungan yang didasarkan pada rasa saling menghormati, di mana kedua belah pihak memiliki suara dan ruang untuk menjadi diri sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun