Mohon tunggu...
Awaluddin aceh
Awaluddin aceh Mohon Tunggu... Guru - Guru Sejarah di SMAN 1 Kluet Timur

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dalam Pelukan Ayah

7 Oktober 2024   06:04 Diperbarui: 7 Oktober 2024   07:10 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di setiap langkah kecilmu yang rapuh,
Ayah berdiri tegak, jadi sandaran tubuh.
Dalam diam, cinta tak terucap,
Namun di dada ini, kau yang tetap melekat.

Matamu terang bak bintang di malam kelam,
Menjadi cahaya yang mengusir segala suram.
Setiap tawa, setiap tangis yang kau beri,
Ayah jaga, bagai harta yang tak terperi.

Tak ayah hitung waktu yang berlalu,
Setiap peluh ini, hanya untukmu.
Kau adalah doa yang tak pernah pupus,
Di setiap sujud, nama kecilmu terukir halus.

Baca juga: Ayah dan Gunung

Meski kadang angin membawa jarak,
Ayah tetap di sini, menjaga di balik sekat.
Dalam diam, cinta terus tumbuh,
Menjalar, mengakar, tak akan runtuh.

Saat kau terbang menuju mimpi dan harapan,
Ayah adalah sayap, tak pernah hilang pegangan.
Kecintaan ini abadi, tak kan layu,
Untukmu, anakku, hingga akhir waktu.

Py Laba, 07 Oktober 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Fajar dan Petani

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun