Mohon tunggu...
Awaluddin aceh
Awaluddin aceh Mohon Tunggu... Guru - Guru Sejarah di SMAN 1 Kluet Timur

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menghapus Stigma, Membangun Empati pada Kaum Tunawisma

3 Oktober 2024   10:07 Diperbarui: 3 Oktober 2024   10:11 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kaum tunawisma sering kali dipandang dengan stigma negatif dalam masyarakat. Mereka yang tidak memiliki tempat tinggal tetap kerap dianggap sebagai beban sosial, bahkan kadang diidentikkan dengan kemalasan, kecanduan, atau ketidakmampuan untuk berkontribusi pada masyarakat. Padahal, kenyataannya jauh lebih kompleks. Tunawisma sering kali disebabkan oleh berbagai faktor yang berada di luar kendali individu, seperti kehilangan pekerjaan, masalah kesehatan mental, atau kondisi ekonomi yang tidak stabil. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk memandang kaum tunawisma dengan empati dan bukan dengan stigma yang memperburuk keadaan mereka.

Stigma Terhadap Kaum Tunawisma

Stigma adalah persepsi negatif yang dilekatkan kepada individu atau kelompok tertentu, yang menyebabkan diskriminasi dan marginalisasi. Kaum tunawisma sering kali dihadapkan pada pandangan miring yang menilai mereka sebagai "gagal" atau "tidak layak" untuk mendapatkan kesempatan yang sama dengan anggota masyarakat lainnya. Stereotip semacam ini sering kali diperkuat oleh media yang cenderung menggambarkan tunawisma sebagai ancaman atau masalah sosial yang perlu disingkirkan, bukan sebagai manusia yang membutuhkan pertolongan.

Salah satu alasan utama mengapa stigma ini tumbuh adalah karena banyak orang tidak memahami penyebab sebenarnya dari tunawisma. Banyak yang beranggapan bahwa mereka yang tunawisma memilih untuk hidup di jalanan, atau bahwa mereka tidak berusaha keras untuk memperbaiki hidup mereka. Namun, realitasnya jauh lebih rumit. Faktor-faktor seperti kemiskinan, kekurangan akses terhadap layanan kesehatan, dan minimnya kesempatan kerja sering kali memaksa seseorang ke dalam kondisi tunawisma. Tanpa akses ke bantuan yang memadai, mereka terjebak dalam lingkaran kemiskinan yang sulit ditembus.

Penyebab Tunawisma

Penyebab tunawisma sangat beragam dan tidak selalu berkaitan dengan kesalahan individu. Salah satu penyebab utama adalah kemiskinan struktural. Ketika biaya hidup naik, terutama harga sewa rumah, banyak keluarga berpenghasilan rendah tidak lagi mampu membayar kebutuhan dasar mereka. Mereka yang kehilangan pekerjaan atau tidak memiliki pekerjaan dengan penghasilan memadai bisa kehilangan tempat tinggalnya dalam waktu singkat.

Selain itu, masalah kesehatan mental dan fisik juga memainkan peran penting. Banyak tunawisma menderita gangguan mental yang belum terdiagnosis atau tidak tertangani, seperti depresi, skizofrenia, atau PTSD (gangguan stres pasca trauma). Tanpa dukungan kesehatan mental yang memadai, individu-individu ini berjuang untuk menjaga stabilitas hidup mereka, yang sering kali menyebabkan mereka kehilangan tempat tinggal. Masalah penyalahgunaan zat juga sering muncul, namun hal ini sering kali merupakan dampak dari tunawisma, bukan penyebabnya. Orang yang hidup di jalanan mungkin beralih ke narkoba atau alkohol untuk mengatasi penderitaan mereka, bukan karena kecanduan yang membuat mereka tunawisma.

Faktor lain yang sering luput dari perhatian adalah situasi keluarga yang tidak stabil, seperti kekerasan dalam rumah tangga atau perceraian. Banyak tunawisma, terutama perempuan dan anak-anak, melarikan diri dari rumah karena kondisi yang tidak aman atau tidak layak. Mereka terpaksa mencari perlindungan di jalanan atau tempat penampungan darurat.

Membangun Empati: Kunci Menghapus Stigma

Salah satu langkah paling penting dalam menghapus stigma terhadap kaum tunawisma adalah membangun empati di kalangan masyarakat. Empati memungkinkan kita untuk melihat dari sudut pandang orang lain, merasakan penderitaan mereka, dan memahami kompleksitas situasi yang mereka hadapi. Ketika kita memahami bahwa tunawisma bukan sekadar masalah "kemalasan" atau "pilihan hidup buruk", tetapi hasil dari serangkaian masalah sosial dan ekonomi, kita akan lebih mudah untuk merespons dengan kebijakan dan tindakan yang manusiawi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun