Mohon tunggu...
Awaluddin aceh
Awaluddin aceh Mohon Tunggu... Guru - Guru Sejarah di SMAN 1 Kluet Timur

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Mengajarkan Anak Hidup Bersyukur, Fondasi Kebahagian dan Karakter Positif

18 September 2024   06:22 Diperbarui: 18 September 2024   06:27 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

b. Mengajarkan untuk Menghargai Hal Kecil

Anak-anak sering kali tidak menyadari betapa pentingnya hal-hal kecil dalam kehidupan. Mengajarkan mereka untuk menghargai hal-hal kecil, seperti cuaca yang cerah, kebaikan teman, atau mainan favorit, akan membentuk pola pikir positif. Ajak anak-anak untuk berbicara tentang hal-hal yang mereka syukuri setiap hari, baik di sekolah, di rumah, maupun di lingkungan sekitar.

Salah satu cara yang bisa diterapkan adalah dengan membuat "Jurnal Syukur." Setiap malam sebelum tidur, ajak anak untuk menulis atau menceritakan tiga hal yang mereka syukuri hari itu. Ini membantu anak-anak memfokuskan pikiran mereka pada hal-hal positif dan menciptakan kebiasaan yang baik.

c. Mendorong untuk Berbagi

Salah satu cara terbaik untuk mengajarkan syukur adalah dengan mengajak anak berbagi. Ketika anak-anak melihat orang lain yang kurang beruntung, mereka akan belajar untuk lebih menghargai apa yang mereka miliki. Ajak anak untuk menyumbangkan mainan yang tidak lagi mereka gunakan atau mengikuti kegiatan amal bersama keluarga. Berbagi tidak hanya membuat mereka sadar akan pentingnya rasa syukur, tetapi juga menumbuhkan empati dan kepedulian terhadap orang lain.

Selain itu, ajarkan bahwa berbagi bukan hanya tentang materi, tetapi juga bisa dalam bentuk perhatian, waktu, dan kasih sayang. Misalnya, menghabiskan waktu dengan teman yang sedang sedih atau membantu orang tua dengan pekerjaan rumah tangga adalah bentuk lain dari berbagi yang harus dihargai.

d. Menghargai Usaha, Bukan Hasil

Banyak orang tua yang secara tidak sadar lebih fokus pada hasil daripada proses ketika memberikan apresiasi kepada anak. Misalnya, mereka lebih sering memberikan pujian ketika anak mendapat nilai bagus, daripada menghargai usaha yang telah dilakukan anak. Hal ini bisa membuat anak lebih berfokus pada pencapaian dan mengabaikan pentingnya proses dan usaha. Oleh karena itu, penting untuk selalu mengapresiasi usaha anak, meskipun hasilnya tidak selalu sempurna.

Ajarkan kepada anak bahwa keberhasilan tidak selalu diukur dari hasil akhir, tetapi dari seberapa keras mereka berusaha. Ini akan membantu anak mengembangkan sikap syukur terhadap diri sendiri dan upaya yang telah mereka lakukan, terlepas dari hasil yang dicapai.

e. Menghindari Sikap Manja

Sikap manja sering kali menjadi penghalang bagi anak untuk belajar bersyukur. Ketika anak terlalu sering dimanjakan, mereka akan menganggap segala sesuatu sebagai hak yang harus mereka dapatkan. Sebaliknya, anak-anak perlu diajarkan bahwa tidak semua keinginan bisa terpenuhi, dan bahwa ada nilai dalam menunggu dan berusaha.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun