Sebaliknya, orang tua perlu memberikan waktu dan ruang bagi anak untuk menghadapi ketakutannya secara bertahap. Misalnya, anak yang takut pada air dapat mulai dengan bermain di pinggir kolam atau berendam di bak mandi sebelum perlahan-lahan mencoba berenang. Dengan pendekatan yang sabar dan tidak memaksa, anak akan merasa lebih nyaman untuk menghadapi ketakutannya.
Ketika Memerlukan Bantuan Profesional
Meskipun banyak ketakutan dan fobia anak dapat diatasi dengan dukungan orang tua, ada kalanya ketakutan tersebut menjadi begitu parah sehingga mempengaruhi keseharian anak. Jika ketakutan anak menyebabkan mereka menghindari situasi tertentu secara terus-menerus atau mengalami reaksi fisik yang intens, mungkin sudah saatnya untuk mencari bantuan profesional, seperti psikolog anak atau terapis.
Terapis anak dapat membantu anak mengidentifikasi akar ketakutan mereka dan mengajarkan keterampilan coping yang lebih mendalam. Melalui terapi, anak dapat belajar mengelola ketakutan mereka dengan cara yang lebih sehat dan efektif.
Kesimpulan
Mengatasi ketakutan dan fobia pada anak memerlukan pendekatan yang penuh empati dan pengertian. Dengan memahami perasaan anak, memberikan mereka dukungan yang dibutuhkan, serta menggunakan teknik relaksasi dan pendekatan bertahap, orang tua dapat membantu anak menghadapi ketakutan mereka dengan cara yang aman dan tidak mengintimidasi. Pada akhirnya, dengan dukungan yang tepat, anak akan mampu mengembangkan keberanian dan kepercayaan diri untuk menghadapi dunia dengan lebih percaya diri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H