Mohon tunggu...
Awaluddin aceh
Awaluddin aceh Mohon Tunggu... Guru - Guru Sejarah di SMAN 1 Kluet Timur

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Aku Hanyalah Bangkai yang Diberi Nyawa

9 September 2024   17:22 Diperbarui: 9 September 2024   17:31 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku hanyalah bangkai yang diberi nyawa,
Hidup di dunia fana dengan dusta
Berjalan tertatih di jalan berlumpur
Di bawah langit kelabu tanpa secercah surya.

Dagingku mungkin utuh, tetapi ruhku retak
Diseret waktu yang tiada kasih
Berbagi dengan debu, berbaur dengan pasir
Aku hanyalah bayang di senja yang tak kunjung hilang.

Di tiap detak jantung yang lelah berdetak
Ada kekosongan yang tak bisa ku isi
Apakah ini takdirku, ataukah kutukan
Menjadi jiwa yang terperangkap dalam tubuh yang mati?

Namun, walau ku hanya bangkai yang diberi nyawa
Aku tetap mencari makna, menggali asa
Menggenggam harapan di balik jeruji kelam
Bahwa di antara kehampaan, masih ada cahaya.

Py Laba, 09 September 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Langkahku Kini

Baca juga: Cahaya Fajar

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun