Aku hanyalah bangkai yang diberi nyawa,
Hidup di dunia fana dengan dusta
Berjalan tertatih di jalan berlumpur
Di bawah langit kelabu tanpa secercah surya.
Dagingku mungkin utuh, tetapi ruhku retak
Diseret waktu yang tiada kasih
Berbagi dengan debu, berbaur dengan pasir
Aku hanyalah bayang di senja yang tak kunjung hilang.
Di tiap detak jantung yang lelah berdetak
Ada kekosongan yang tak bisa ku isi
Apakah ini takdirku, ataukah kutukan
Menjadi jiwa yang terperangkap dalam tubuh yang mati?
Namun, walau ku hanya bangkai yang diberi nyawa
Aku tetap mencari makna, menggali asa
Menggenggam harapan di balik jeruji kelam
Bahwa di antara kehampaan, masih ada cahaya.
Py Laba, 09 September 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H