Mohon tunggu...
Awaluddin aceh
Awaluddin aceh Mohon Tunggu... Guru - Guru Sejarah di SMAN 1 Kluet Timur

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Sulitnya Meyakinkan Lalat Antara Bunga dan Sampah

9 September 2024   11:25 Diperbarui: 9 September 2024   12:43 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia sering kali dihadapkan pada kenyataan bahwa tidak semua hal yang dianggap baik atau indah oleh mereka akan dianggap sama oleh orang lain. Perbedaan sudut pandang ini mungkin menjadi salah satu alasan mengapa pepatah "susah mengatakan kepada lalat kalau bunga itu lebih indah daripada sampah" begitu relevan dalam kehidupan sehari-hari. Lalat, dengan segala keterbatasannya, tidak bisa memahami keindahan bunga sebagaimana manusia atau kupu-kupu memahaminya. 

Bagi lalat, sampah adalah sumber makanan dan tempat berkembang biak yang lebih menguntungkan daripada bunga yang hanya sekadar wangi dan indah untuk dilihat. Pepatah ini bukan hanya berbicara tentang preferensi lalat terhadap sampah, melainkan juga menggambarkan betapa sulitnya mengubah persepsi seseorang yang sudah terlanjur melekat pada hal-hal yang tidak sejalan dengan nilai-nilai yang dianggap baik atau benar oleh masyarakat umum.

Analogi Lalat dan Sampah dalam Kehidupan Manusia

Lalat, dalam pepatah ini, bisa diibaratkan sebagai individu yang memilih untuk hidup di lingkungan atau keadaan yang mungkin dipandang rendah, negatif, atau kurang bermakna oleh masyarakat luas. Mereka mungkin sudah terbiasa dengan lingkungan tersebut, merasa nyaman, atau bahkan mendapatkan manfaat yang tidak disadari oleh orang lain. 

Di sisi lain, bunga menggambarkan hal-hal positif seperti keindahan, kebaikan, dan nilai-nilai luhur yang dianggap ideal oleh banyak orang. Sampah, yang menjadi pilihan lalat, menggambarkan hal-hal negatif, kebiasaan buruk, atau nilai-nilai yang dianggap rendah oleh kebanyakan orang.

Namun, mengapa lalat lebih memilih sampah daripada bunga? Lalat mencari hal-hal yang sesuai dengan insting dasarnya, yaitu bertahan hidup. Sampah menyediakan makanan yang lebih mudah diakses dan diolah oleh tubuh mereka. 

Bunga, meski indah, tidak memiliki nilai bagi mereka. Begitu pula dalam kehidupan manusia, ada individu-individu yang mungkin memilih jalan yang dianggap kurang baik atau merugikan, bukan karena mereka tidak tahu tentang pilihan yang lebih baik, tetapi karena mereka merasa nyaman atau merasa pilihan tersebut lebih memenuhi kebutuhan mereka saat ini.

Upaya Mengubah Persepsi yang Sudah Melekat

Meyakinkan seseorang yang sudah terlanjur nyaman dengan kondisi atau pandangannya bukanlah perkara mudah. Seperti halnya meyakinkan lalat bahwa bunga lebih indah daripada sampah, dibutuhkan pendekatan yang lebih mendalam dan sabar. Dalam konteks kehidupan sehari-hari, kita sering menemui individu yang memilih untuk bertahan dalam kebiasaan buruk atau lingkungan yang merugikan. 

Mengubah persepsi mereka terhadap apa yang baik dan buruk bukan sekadar soal memberikan argumen rasional atau data faktual, melainkan juga soal empati, pendekatan emosional, dan pengertian akan latar belakang mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun