Dalam banyak masyarakat, terutama yang masih memegang kuat tradisi patriarkal, merawat anak sering kali dianggap sebagai tugas utama istri. Pandangan ini didasarkan pada stereotip yang menempatkan perempuan dalam peran domestik dan laki-laki sebagai pencari nafkah.Â
Namun, di era modern saat ini, konsep-konsep tersebut semakin dipertanyakan. Merawat anak bukanlah tugas eksklusif istri; sebaliknya, ini adalah tanggung jawab bersama yang memerlukan keterlibatan penuh dari kedua orang tua, baik ayah maupun ibu.
Mengapa Peran Ayah Penting dalam Pengasuhan?
Pengasuhan bukan hanya tentang memenuhi kebutuhan fisik anak seperti makanan dan pakaian. Lebih dari itu, pengasuhan mencakup aspek emosional, psikologis, dan pendidikan anak. Ayah memainkan peran penting dalam membentuk karakter anak, menanamkan nilai-nilai, dan mengembangkan keterampilan sosial mereka.Â
Penelitian menunjukkan bahwa keterlibatan ayah dalam pengasuhan berdampak positif pada perkembangan emosional dan kognitif anak. Anak-anak yang memiliki hubungan dekat dengan ayah mereka cenderung lebih percaya diri, memiliki kemampuan sosial yang lebih baik, dan cenderung lebih sukses di sekolah.
Ketika ayah aktif dalam pengasuhan, anak-anak belajar menghargai keragaman peran dalam keluarga. Mereka melihat bahwa tanggung jawab rumah tangga dan pengasuhan bukanlah beban yang hanya harus ditanggung oleh satu pihak, melainkan tugas bersama yang dapat dilakukan oleh siapa saja, terlepas dari jenis kelamin. Ini mengajarkan anak-anak untuk mengembangkan pandangan yang lebih inklusif dan adil mengenai peran-peran gender di masyarakat.
Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga secara Keseluruhan
Keterlibatan ayah dalam pengasuhan juga berkontribusi pada kesejahteraan seluruh keluarga. Ketika ayah mengambil peran aktif dalam merawat anak, beban yang biasanya hanya ditanggung oleh istri menjadi lebih ringan, sehingga mengurangi stres dan kelelahan pada istri. Dalam banyak kasus, istri yang merasa didukung dan memiliki waktu untuk beristirahat cenderung lebih bahagia, sehat, dan memiliki energi yang lebih untuk memberikan perhatian kepada anak-anak mereka.
Di sisi lain, ayah yang terlibat dalam pengasuhan juga merasa lebih dekat dengan anak-anak mereka. Ini menciptakan ikatan emosional yang kuat antara ayah dan anak, yang pada akhirnya memperkuat keharmonisan keluarga. Hubungan yang erat ini juga membantu mengurangi potensi konflik rumah tangga, karena pasangan merasa bahwa mereka bekerja sebagai tim dalam menghadapi tantangan yang ada.
Menghilangkan Stereotip Gender dalam Pengasuhan
Stereotip gender yang ada dalam masyarakat sering kali menempatkan ibu sebagai pengasuh utama dan ayah sebagai penyedia kebutuhan finansial. Stereotip ini merugikan kedua belah pihak. Ibu yang terjebak dalam peran tradisional sering kali merasa terisolasi, kurang dihargai, dan tidak memiliki kesempatan untuk mengembangkan diri di luar rumah. Sebaliknya, ayah yang ingin terlibat dalam pengasuhan sering kali dianggap "tidak maskulin" atau "lemah".
Mengubah perspektif ini penting untuk menciptakan keluarga yang lebih setara dan adil. Keterlibatan ayah dalam pengasuhan menunjukkan bahwa merawat anak bukanlah tugas yang "khas perempuan" melainkan tugas yang bisa dilakukan oleh siapa saja.Â
Ini juga membuka peluang bagi ibu untuk mengejar karier dan pengembangan diri di luar rumah, karena tugas pengasuhan tidak lagi dianggap sebagai tanggung jawab tunggal mereka.
Tantangan yang Dihadapi dalam Memperoleh Kesetaraan dalam Pengasuhan
Meskipun pentingnya peran ayah dalam pengasuhan semakin diakui, masih ada banyak tantangan yang harus dihadapi untuk mencapai kesetaraan dalam pengasuhan. Salah satu tantangan utama adalah budaya dan tradisi yang kuat yang memengaruhi cara pandang masyarakat terhadap peran gender. Banyak keluarga masih terperangkap dalam paradigma lama, di mana ayah merasa tidak nyaman atau tidak tahu bagaimana cara terlibat dalam pengasuhan anak.
Selain itu, ada faktor ekonomi yang sering kali menjadi penghambat. Banyak ayah yang merasa perlu bekerja lebih lama untuk memenuhi kebutuhan finansial keluarga, sehingga waktu yang mereka miliki untuk pengasuhan anak menjadi terbatas.Â
Namun, dengan adanya fleksibilitas kerja yang semakin diadopsi oleh banyak perusahaan saat ini, seperti jam kerja fleksibel atau opsi bekerja dari rumah, ayah memiliki peluang lebih besar untuk lebih terlibat dalam kehidupan anak-anak mereka.
Langkah Menuju Kesetaraan dalam Pengasuhan
Untuk mencapai kesetaraan dalam pengasuhan, diperlukan langkah-langkah konkret baik dari individu, keluarga, masyarakat, maupun pemerintah. Beberapa langkah yang bisa diambil meliputi:
- Edukasi dan Kesadaran: Membuka ruang diskusi tentang pentingnya peran ayah dalam pengasuhan dan memberikan edukasi mengenai manfaat pengasuhan bersama dapat mengubah pandangan tradisional yang masih ada. Program-program penyuluhan di tingkat komunitas atau media massa dapat digunakan untuk menyebarluaskan informasi ini.
- Kebijakan Kerja yang Mendukung: Perusahaan dan pemerintah harus menciptakan kebijakan yang mendukung keterlibatan ayah dalam pengasuhan, seperti cuti ayah yang lebih panjang, jam kerja fleksibel, dan kebijakan bekerja dari rumah. Ini akan membantu ayah merasa lebih bebas untuk mengambil peran aktif dalam pengasuhan tanpa merasa khawatir akan kehilangan pekerjaan atau pendapatan.
- Dukungan dari Istri: Istri perlu mendorong dan mendukung suami untuk terlibat dalam pengasuhan anak. Komunikasi yang terbuka dan saling pengertian antara pasangan sangat penting agar suami merasa diterima dan diberdayakan untuk berperan aktif dalam pengasuhan.
- Menghapuskan Stereotip Gender di Media: Media memiliki peran besar dalam membentuk persepsi masyarakat. Menghapuskan stereotip gender di media, terutama yang menggambarkan ayah sebagai "pencari nafkah utama" dan ibu sebagai "pengasuh utama", dapat membantu mengubah pandangan masyarakat tentang peran gender dalam keluarga.
Kesimpulan
Merawat anak bukanlah tugas eksklusif istri, melainkan tanggung jawab bersama yang harus diemban oleh kedua orang tua. Keterlibatan ayah dalam pengasuhan tidak hanya penting untuk perkembangan anak, tetapi juga untuk kesejahteraan keluarga secara keseluruhan.Â
Dengan langkah-langkah konkret dan dukungan dari berbagai pihak, kesetaraan dalam pengasuhan dapat tercapai, sehingga menciptakan keluarga yang lebih harmonis dan sejahtera. Di era modern ini, saatnya kita menghargai peran pengasuhan sebagai tanggung jawab yang adil dan setara, tanpa terbatas oleh stereotip gender yang kuno.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H