Mohon tunggu...
Awaluddin aceh
Awaluddin aceh Mohon Tunggu... Guru - Guru Sejarah di SMAN 1 Kluet Timur

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Menikah Bukan tentang Usia, tetapi Kesiapan

20 Agustus 2024   05:54 Diperbarui: 28 Agustus 2024   19:16 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masyarakat sering kali menetapkan standar tertentu tentang usia ideal untuk menikah. Di banyak budaya, wanita diharapkan menikah lebih awal daripada pria, dengan anggapan bahwa mereka memiliki batasan usia biologis untuk melahirkan anak. 

Pria, di sisi lain, mungkin diberi lebih banyak waktu untuk "mempersiapkan diri" secara finansial sebelum menikah. Namun, pandangan ini mulai berubah seiring dengan meningkatnya kesadaran bahwa setiap individu memiliki perjalanan hidup yang unik.

Tekanan sosial untuk menikah pada usia tertentu dapat menyebabkan keputusan yang tergesa-gesa dan tidak dipertimbangkan dengan matang. Banyak orang yang merasa terpaksa menikah hanya karena tekanan dari keluarga atau teman sebaya, bukan karena mereka benar-benar merasa siap. 

Hal ini dapat berujung pada pernikahan yang tidak bahagia atau bahkan perceraian. Oleh karena itu, penting untuk menghilangkan stigma tentang umur dan fokus pada kesiapan individu.

Pernikahan Dini vs. Pernikahan di Usia Matang

Pernikahan dini, atau menikah pada usia yang sangat muda, sering kali dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi untuk perceraian. Di usia yang muda, individu mungkin belum memiliki kematangan emosional dan mental yang diperlukan untuk mengelola dinamika pernikahan yang kompleks. 

Mereka mungkin juga belum sepenuhnya mengeksplorasi jati diri mereka atau memahami apa yang benar-benar mereka inginkan dalam hidup. 

Pada banyak negara, pernikahan dini sering kali terjadi karena tekanan sosial, ekonomi, atau budaya, dan bukan berdasarkan kesiapan individu. Hal ini sering kali mengakibatkan masalah dalam pernikahan, seperti ketidakcocokan dan kurangnya komunikasi.

Sebaliknya, menikah di usia yang lebih matang sering kali dikaitkan dengan stabilitas yang lebih besar. Individu yang menikah di usia 30-an atau 40-an biasanya sudah lebih mapan secara finansial dan emosional. 

Mereka telah melalui berbagai pengalaman hidup yang membantu mereka memahami diri sendiri dan apa yang mereka inginkan dalam pasangan hidup. 

Namun, ini bukan berarti bahwa pernikahan di usia matang selalu lebih baik. Setiap individu dan setiap pasangan memiliki dinamika yang berbeda, dan usia bukanlah satu-satunya faktor penentu kebahagiaan dalam pernikahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun