Di sebuah kota kecil yang dikelilingi hutan lebat, terdapat sebuah rumah tua yang telah lama terbengkalai. Rumah itu, meskipun terabaikan, selalu menarik perhatian penduduk setempat karena berbagai cerita menyeramkan yang beredar. Mereka menyebutnya sebagai "Rumah Keluarga Angkasa". Konon, keluarga Angkasa yang dulunya tinggal di sana menghilang secara misterius tanpa jejak, dan rumah itu sejak saat itu dikenal sebagai tempat yang angker.
Di balik rumor yang beredar, terdapat seorang pemuda bernama Bayu yang tertarik untuk mencari tahu kebenaran di balik cerita itu. Bayu, seorang jurnalis lepas, selalu bersemangat mengejar misteri yang belum terungkap. Suatu hari, dia memutuskan untuk mengunjungi rumah tua itu, meskipun banyak orang memperingatkannya agar tidak melakukannya.
Ketika Bayu tiba di rumah itu, dia merasakan aura aneh yang menyelimuti tempat tersebut. Pintu rumah berderit pelan saat dia mendorongnya. Di dalam, ruangan itu penuh dengan debu dan sarang laba-laba yang menutupi setiap sudut. Bau apek dan kayu lapuk menyergap hidungnya.
Bayu berjalan perlahan menyusuri rumah, memeriksa setiap ruangan dengan hati-hati. Di ruang tamu, dia menemukan beberapa foto keluarga Angkasa yang terpajang di dinding. Foto-foto itu tampak bahagia, tetapi di salah satu foto ada sesuatu yang aneh. Di latar belakang, di sudut kiri atas, tampak bayangan samar seseorang yang tidak seharusnya ada di sana.
Rasa penasaran Bayu semakin membesar. Dia merasa ada sesuatu yang belum tersampaikan di rumah ini, sebuah pesan yang mungkin bisa mengungkap misteri di balik hilangnya keluarga Angkasa. Dia melangkah ke lantai atas, menuju kamar utama yang dahulu milik kepala keluarga, Pak Angkasa.
Kamar itu gelap dan suram. Di sudut kamar, terdapat meja tulis yang tertutup debu tebal. Di atas meja itu, Bayu menemukan sebuah buku harian yang usianya terlihat sudah sangat tua. Dia membukanya dengan hati-hati, dan mulai membaca halaman demi halaman.
Buku harian itu milik Pak Angkasa. Di dalamnya, dia menuliskan kisah hidup keluarganya, kebahagiaan yang mereka alami, serta kekhawatiran yang perlahan muncul. Bayu terus membaca hingga tiba pada halaman terakhir yang tertulis pada malam sebelum mereka menghilang. Pak Angkasa menulis tentang seorang tamu tak diundang yang datang ke rumah mereka, seorang pria misterius yang memberikan peringatan tentang bahaya yang akan datang.
Di akhir catatan itu, terdapat pesan yang sepertinya ditulis dengan tergesa-gesa: "Jika ada yang menemukan ini, tolong sampaikan pesan ini kepada keluargaku. Kami dalam bahaya besar. Pria itu datang untuk menuntut sesuatu yang hilang darinya. Hanya di ruang bawah tanah, kalian akan menemukan jawabannya."
Jantung Bayu berdebar kencang. Dia merasa pesan ini adalah kunci untuk mengungkap misteri hilangnya keluarga Angkasa. Tanpa ragu, dia mencari jalan menuju ruang bawah tanah, yang tersembunyi di balik pintu kecil di dapur.
Ruang bawah tanah itu gelap gulita. Bayu menyalakan senter dan menuruni tangga kayu yang berderit setiap kali dia melangkah. Ruangan itu penuh dengan barang-barang tua yang tertutup debu, tetapi ada sesuatu yang menarik perhatiannya. Di sudut ruangan, dia melihat sebuah peti kayu besar yang terkunci rapat.