Mohon tunggu...
Awaluddin aceh
Awaluddin aceh Mohon Tunggu... Guru - Guru Sejarah di SMAN 1 Kluet Timur

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Rezeki Tidak Akan Tertukar dan Sesuai dengan Takarannya

16 Agustus 2024   17:02 Diperbarui: 16 Agustus 2024   17:10 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rezeki Bukan Hanya Soal Materi

Rezeki sering kali disalahartikan sebagai kekayaan atau harta benda semata. Padahal, rezeki juga bisa berupa kesehatan, ilmu, teman yang baik, dan bahkan waktu luang. Seseorang yang memiliki banyak harta, tetapi tidak memiliki kesehatan, mungkin akan merasa bahwa hartanya tidak membawa kebahagiaan. Sebaliknya, seseorang yang hidup sederhana tetapi memiliki kesehatan yang baik dan hubungan sosial yang harmonis, bisa jadi lebih merasa bahagia dan tenang.

Oleh karena itu, penting untuk menyadari bahwa rezeki tidak hanya diukur dari segi materi. Kebahagiaan, ketenangan, dan rasa syukur adalah bentuk rezeki yang sering kali diabaikan. Ketika kita mampu mensyukuri setiap rezeki yang kita terima, baik itu besar atau kecil, maka hidup kita akan lebih bermakna dan penuh dengan kebahagiaan.

Keadilan dalam Pembagian Rezeki

Sering kali muncul pertanyaan mengapa rezeki tidak dibagikan secara merata di antara manusia. Mengapa ada yang kaya dan ada yang miskin? Mengapa ada yang hidup mewah dan ada yang hidup serba kekurangan? Jawaban atas pertanyaan ini kembali kepada konsep bahwa rezeki adalah takdir yang telah ditetapkan oleh Tuhan, dan setiap orang memiliki rezeki yang sesuai dengan takarannya masing-masing.

Namun, hal ini tidak berarti bahwa ketidakadilan sosial dapat dibenarkan. Justru, dengan memahami bahwa rezeki adalah titipan Tuhan, manusia harus bersikap adil dan berbagi dengan sesama. Mereka yang memiliki kelebihan rezeki berkewajiban untuk membantu mereka yang kekurangan, sehingga tercipta keseimbangan dalam kehidupan sosial. Keadilan dalam pembagian rezeki bukan berarti semua orang mendapatkan jumlah yang sama, tetapi lebih kepada bagaimana rezeki tersebut digunakan untuk kebaikan bersama.

Rezeki yang Berkah

Tidak semua rezeki membawa kebaikan. Rezeki yang diperoleh dengan cara yang tidak halal atau tidak benar, misalnya dengan menipu, mencuri, atau merugikan orang lain, mungkin akan mendatangkan kekayaan materi, tetapi tidak akan membawa ketenangan atau kebahagiaan. Rezeki yang tidak berkah cenderung membawa masalah dan kesulitan dalam hidup, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Sebaliknya, rezeki yang diperoleh dengan cara yang halal, meskipun jumlahnya sedikit, akan membawa berkah dan kebahagiaan. Rezeki yang berkah adalah rezeki yang mendatangkan manfaat, bukan hanya bagi diri sendiri tetapi juga bagi orang lain. Ketika rezeki digunakan untuk hal-hal yang baik dan membantu sesama, maka rezeki tersebut akan membawa keberkahan dan ketenangan hati.

Kesimpulan

Keyakinan bahwa rezeki tidak akan tertukar dan sesuai dengan takarannya memberikan ketenangan bagi banyak orang. Ini mengajarkan bahwa setiap manusia telah ditetapkan rezekinya oleh Tuhan, dan rezeki tersebut tidak akan kurang atau lebih dari yang seharusnya. Meskipun demikian, manusia harus tetap berusaha dan berdoa untuk mendapatkan rezeki yang baik dan berkah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun