Selama menempuh pendidikan di perguruan tinggi, saya pernah mengalami masa-masa yang tidak akan pernah saya lupakan. Sebagai seorang mahasiswa yang merantau jauh dari rumah, saya selalu berusaha mandiri dan bertanggung jawab terhadap diri sendiri.Â
Namun, ada saat-saat di mana keadaan tidak berpihak kepada saya, dan salah satunya adalah ketika saya harus berjuang melawan rasa lapar selama tiga hari berturut-turut. Ironisnya, di tengah keramaian kampus dan hiruk-pikuk mahasiswa lain, tidak ada satu pun yang tahu atau peduli dengan apa yang saya alami.
Awal dari Segalanya
Kejadian ini bermula saat saya mengalami kesulitan keuangan yang cukup parah. Saya waktu itu masih semester pertama, sehingga belum banyak kenalan.Â
Orang tua saya sudah meninggal sejak saya masih usia 6 tahun, jadi yatim piatu sejak kecil. Selama pendidikan SD sampai SMA, saya tinggal dengan Paman di desa.Â
Ketika saya memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, Paman telah mengingatkan saya kalau saya kuliah, beliau tidak mampu membiayai karena selain keluarga Paman yang kategori miskin saat itu, beliau juga punya tanggungan anak 3 orang yang masih kecil-kecil. Saya memakluminya, dan saya bertekad saya harus kuliah apapun yang terjadi.
Untuk mengatasi kesulitan keuangan yang cukup parah itu, Saya mencoba untuk mencari pekerjaan paruh waktu, tetapi saat itu banyak mahasiswa yang juga mencari pekerjaan, sehingga persaingan menjadi sangat ketat.
Beberapa kali saya gagal mendapatkan pekerjaan, dan situasi semakin memburuk. Tabungan saya menipis, dan akhirnya habis sama sekali. Tanpa ada uang, saya mulai mengurangi porsi makan hingga pada akhirnya tidak ada lagi yang bisa dimakan.
Hari Pertama: Bertahan dengan Air