Meski begitu, saya masih berusaha untuk tetap hadir di kampus. Saya tidak ingin absen, karena khawatir hal itu akan berdampak pada nilai saya. Namun, di tengah-tengah kuliah, saya mulai merasa sangat pusing dan penglihatan saya mulai kabur. Saya tahu bahwa jika saya tidak makan segera, saya mungkin akan jatuh pingsan. Tapi tetap saja, saya tidak mengatakan apa-apa kepada siapa pun.
Sepanjang hari, saya berusaha menghindari kontak mata dengan orang lain, karena saya takut mereka akan melihat keadaan saya yang menyedihkan. Pada saat itu, saya merasa benar-benar sendirian. Saya mulai meragukan eksistensi saya sendiri, bertanya-tanya apakah ada yang peduli jika saya tiba-tiba menghilang.
Hari Keempat: Bertemu dengan Orang Baik.
Kebetulan hari itu hari Minggu, semalaman saya tidak tidur karena kelaparan. Saya hanya minum air putih, Selesai shalat shubuh saya berjalan-jalan di jalan utama menuju ke arah pusat kota Banda Aceh. Hari ini saya bertekad harus dapat pekerjaan.Â
Sepanjang jalan, saya memeriksa tong sampah demi melihat nasi sisa orang semalam. Setelah memeriksa beberapa tong sampah, terlihat satu kotak nasi, nampaknya memang sengaja di buang oleh seseorang semalam. Tanpa pikir panjang, saya duduk di trotoar jalan langsung saya santap, walaupun nasi agak sudah basi.
Selesai makan, saya melanjutkan perjalanan ke arah kota. Setelah berjalan kurang lebih 2 Jam, saya melihat sebuah Doorsmeer yang baru di buka pagi itu. Saya memberanikan untuk meminta pekerjaan. Alhamdulillah, saya diterima untuk bekerja, dan sejak saat itu masalah kelaparan teratasi.
Refleksi: Ketidakpedulian atau Ketidaktahuan?
Pengalaman ini membuka mata saya akan dua hal yang sangat penting.
Pertama, bahwa sebagai manusia, kita memiliki keterbatasan, dan tidak ada salahnya untuk meminta bantuan ketika kita membutuhkannya.
Kedua, saya menyadari betapa mudahnya bagi seseorang untuk merasa sendirian di tengah keramaian. Saya berada di kampus yang penuh dengan orang-orang, tetapi tidak ada satu pun yang tahu apa yang sedang saya alami.
Ketidakpedulian yang saya rasakan mungkin bukan karena orang-orang di sekitar saya tidak peduli, tetapi lebih karena mereka tidak tahu.