Mohon tunggu...
Awaluddin aceh
Awaluddin aceh Mohon Tunggu... Guru - Guru Sejarah di SMAN 1 Kluet Timur

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Saya yang Kelaparan Saat Kuliah Selama 3 Hari, Pentingnya Rasa Empati dan Peduli dengan Sesama

15 Agustus 2024   10:02 Diperbarui: 15 Agustus 2024   16:52 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari pertama saya tanpa makanan adalah hari yang penuh dengan ketidakpastian. Saya masih bisa menghadapi situasi dengan optimisme, berpikir bahwa mungkin esok hari keadaan akan membaik.

Sepanjang hari, saya hanya mengandalkan air putih untuk mengisi perut yang kosong. Saya mencoba mengalihkan rasa lapar dengan belajar, tetapi sulit untuk berkonsentrasi ketika perut terus merintih.

Saya juga merasa malu untuk meminta bantuan kepada teman-teman saya. Di satu sisi, saya tidak ingin mereka tahu bahwa saya sedang kesulitan.

Di sisi lain, saya merasa bahwa meminta bantuan adalah tanda kelemahan, padahal seharusnya saya bisa mandiri. Perasaan terjebak antara harga diri dan kebutuhan ini membuat saya semakin terpuruk.

Hari Kedua: Rasa Lapar yang Tak Tertahankan

Ketika hari kedua tiba, rasa lapar mulai menjadi siksaan yang tidak tertahankan. Kepala saya mulai pusing, dan tubuh terasa lemas. Kuliah yang biasanya saya ikuti dengan penuh semangat kini terasa seperti beban berat yang harus saya pikul.

Saya duduk di kelas, mendengarkan dosen, tetapi sulit untuk benar-benar memahami apa yang disampaikan. Fokus saya terus-menerus teralihkan oleh rasa lapar yang semakin menggila.

Di sekitar saya, teman-teman sekelas tampak begitu normal, mereka bercanda, tertawa, dan berbicara tentang hal-hal ringan. Mereka tidak menyadari bahwa di tengah-tengah mereka ada seorang teman yang sedang berjuang hanya untuk tetap sadar.

Saya mulai merasa terasing, seperti berada di dunia yang berbeda dengan mereka. Ironisnya, saya merasa begitu dekat dengan mereka, tetapi sekaligus begitu jauh.

Hari Ketiga: Puncak Kesengsaraan

Pada hari ketiga, saya mencapai titik di mana tubuh saya hampir tidak mampu berfungsi lagi. Bangun dari tempat tidur di pagi hari adalah tantangan besar. Saya merasa sangat lemas dan hampir tidak bisa berdiri. Setiap langkah yang saya ambil terasa berat, dan saya mulai merasa pingsan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun